Bab 50

2.5K 285 2
                                    

Darren Layor de Crein Baronimian

Kejadian itu sudah lama sekali, mungkin dia pun tidak mengingatnya. Waktu itu langit ditutupi dengan gelapnya awan. Berlari tanpa arah di istanaku sendiri. Tanpa tahu tujuan yang benar. Aku juga tidak tahu mengapa waktu itu aku berlari-lari seperti itu. Mungkin karena sedang hujan, aku tidak bisa ke taman. Berlari-lari dan berbelok. Saat itulah aku pertama kali bertemu dengannya.

"Aduh!"

"Kenapa kamu harus-!"

Ini aneh. Seketika aku berhenti teriak kepadanya karena melihat sikapnya itu. Padahal dia seorang perempuan, tetapi dia tidak menangis ataupun merengek. Dia berdiri dan membungkukkan badannya padaku.

"Salam Yang Mulia Putra Mahkota Darren Layor de Crein Baronimian."

Beberapa saat aku terdiam. Dia tidak menangis dan langsung berdiri memberikan salam padaku. Bahkan dia menghafal namaku yang panjang, padahal umurnya masih muda sama sepertiku. Pasti dia terbentur ke lantai dengan keras.

"Apa kamu tidak apa?"

"Saya tidak apa."

Dia memakai bahasa yang baku sekali. Untuk pertama kalinya aku bertemu dengan seorang anak yang berusia sama denganku. Rambut emas berkilaunya dan mata hijaunya. Kalau dilihat dari pakaiannya, mungkin dia seorang anak bangsawan. Mungkin dia kesini bersama dengan orang tuanya.

Tetapi kenapa dia tahu aku, bahwa aku adalah Putra Mahkota? Apakah aku pernah bertemu dengannya?

"Mengapa kamu tahu aku?"

Dia menunjuk ke arah pin di jas putihku. Itu adalah pin keluarga kekaisaran. Bahkan dia langsung tahu siapa aku dengan cepatnya. Dia tersenyum lebar dan membungkukkan badannya untuk kedua kalinya.

"Perkenalkan nama saya Elia Kynn la Arcarine. Putri tunggal Duke Arcarine."

Bahkan dia tahu tata krama menyapa orang di usianya yang masih muda. Sesudah dia memperkenalkan dirinya, dia tersenyum kembali. Untuk sesaat aku merasa kagum kepadanya.

"Apakan kamu kesini bersama Tuan Duke?"

"Iya, Yang Mulia."

Kalau dia bersama ayahnya, mungkin ayah pergi bertemu dengan ayah dari gadis kecil ini. Mungkin di ruang ayah atau di ruang pertemuan. Kenapa gadis ini dibawa ke istana? Apa jangan-jangan sekarang dia sedang tersesat?

"Apakah kamu tersesat?"

"Sepertinya iya."

"Ikut aku."

Dia mengikutiku dan berjalan di belakangku. Saat aku menengok ke belakang, aku melihatnya dengan jarak yang jauh. Kenapa dia jauh sekali? Oh, mungkin karena langkah kakiku yang lebar. Saat aku pelankan langkahku, dia masih tidak berada disampingku. Justru dia berjalan dengan sangat pelan.

"Apakah itu masih sakit?"

Aku mengira benturan tadi masih terasa sakit baginya. Sehingga dia tidak bisa jalan dengan benar. Aku merasa bersalah karena telah melukai seseorang. Baru pertama kali aku melukai seseorang sampai tidak bisa berjalan dengan benar.

"Tidak, Yang Mulia."

Aku terheran-heran dengan jawabannya. Dia menjawab dengan singkat dan tegas. Tetapi aku masih tidak mengerti. Lantas mengapa dia berjalan dibelakangku?

"Lalu kenapa kamu berjalan dibelakangku?"

"Apa?"

Apa dia tidak mengerti maksudku? Melihatnya yang sudah seperti wanita bangsawan, seharusnya dia mengerti perkataanku, kan?

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang