Bab 34

3.5K 370 1
                                    

Sebastian Leon la Phyrey

Sejauh mata memandang, yang kulihat hanyalah tembok ruanganku saja. Bersandar di kursi sambil menatap langit-langit. Lampu yang hanya menggantung tanpa cahaya. Sesaat aku melihat pintu dan jendela. Cahaya dari sinar matahari yang masuk melewati jendela berwarna putih.

Ruangan penuh dengan berkas-berkas dokumen dan bau tinta. Aku menatap pintu sambil tanganku menopang dagu. Terlintas dibenakku tentang Elia. Rumor tentang Elia mulai menghilang. Satu persatu ku padamkan rumor tersebut. Tiba-tiba suara ketukan muncul dari pintu yang kutatap itu.

Tok.. tok... tok..

"Tuan muda, Lady Arcarine ingin bertemu dengan anda..."

Untuk apa Elia kemari mengunjungiku? Apa dia ada perlu denganku?

"Bawa dia ke ruang tamu. Jamu dia dengan teh yang dibawakan oleh ayah kemarin."

"Baik tuan."

Aku bergegas memakai pakaian lengkapku. Hari ini Ibu dan Celica mengunjungi Keluarga Marquis Fordien. Sementara aku diam menetap disini untuk membereskan dokumen yang tersisa.

"Apa aku mengganggumu?"

"Tidak, kebetulan aku sedang senggang."

"Apakah kamu tidak ikut bersama Celica?"

"Oh, kamu tahu soal Celica pergi ya?"

Kemudian dia mengangguk. Tangannya diletakkan di meja. Dia belum meminumnya bahkan menyentuh cangkirnya. Apakah dia menungguku untuk minum?

"Sebenarnya aku ada pekerjaan, jadi aku ditinggal disini."

Dia langsung terkejut dan seperti ingin berdiri. Tangannya diturunkan dan menatapku.

"Berarti aku mengganggu kamu bekerja ya?"

"Tidak, tidak. Pekerjaannya tinggal sedikit lagi kok."

Aku yang menggoyangkan tanganku sambil berkata tidak, membuatnya merasa sedikit tidak terbebani. Sepertinya dia canggung untuk memulai pembicaraan ini. Kemudian aku mengambil cangkir teh dan mulai meminumnya.

"Silahkan diminum..."

"Oh, iya."

Dia mulai meminumnya. Terlihat bibirnya yang sedang menyentuh cangkir itu. Cangkirnya transparan dan tehnya berwarna coklat jernih. Aku terlihat memandangnya. Dia pun mulai merasa aneh dengan aku yang seperti itu.

"Ada apa?"

"Tidak. Sebenarnya, mengapa kamu mengunjungiku hari ini, Elia?"

"Hanya ingin mengobrol saja."

Tanpa dia memikir terlebih dahulu, dia langsung menjawabnya. Inilah Elia yang kukenal. Elia yang seperti ini, membuatku...

"Tidak ada alasan yang lain?" kata Sebastian.

"Soalnya ayahku sedang sibuk. Celica pergi. William tampaknya juga pergi. Lalu, aku juga belum terlalu dekat dengan Abigail."

"Oh begitu ya..."

Kalau tidak salah, saat ini William pergi mengunjungi Kerajaan Symiphus. Begitu ya... selain Celica dan William, nampaknya teman yang tersisa hanyalah aku.

"Bagaimana dengan pengawalmu? Dia juga hampir seumuran dengan kita bukan?"

"Oh itu--"

Tok... tok.. tok..

"Permisi, maaf mengganggu pembicaraan kalian. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Lady Arcarine."

"Hmm ada yang mau menemui Elia ya. Siapa namanya?"

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang