Bab 48

2.3K 272 0
                                    

Ngungg...

Xyrus berhadapan dan menatap penyihir itu. Mengarahkan tangan kepadanya, kepalan tangannya dibuka. Lalu tiba-tiba suara yang mendengung muncul di sekitar penyihir itu. Sebuah lingkaran berwarna ungu terang berada di bawah kaki penyihir. Lingkaran itu bercorak aneh. Apakah itu lingkaran sihir? Setelah muncul lingkaran itu Baginda Kaisar mulai membuka mulutnya kembali.

"Ini adalah lingkaran sihir yang akan membuat orang yang berada di dalamnya menuruti apa kata tuannya."

Kepala Xyrus menoleh ke belakang untuk melihat Baginda Kaisar. Baginda Kaisar menganggukkan kepalanya dan Xyrus kembali melihat penyihir itu.

"Apakah benar kamu membuat sihir hitam atas perintah Marquis Soloma?" kata Xyrus

"Itu benar. Saya tidak berbohong."

Lingkaran itu diam dan tidak menunjukan reaksi apa-apa.

"Lingkaran sihirnya tidak menandakan reaksi apapun. Berarti apa yang dikatakan penyihir ini benar, Yang Mulia Baginda Raja."

"Tuan Xyrus, tolong pakaikan lingkaran sihir yang sama kepada Marquis dan putrinya."

"Baik Yang Mulia."

Lingkaran sihir yang sama muncul di bawah kaki Marquis Soloma dan Lady Soloma. Mereka terlihat panik. Badan mereka bergetar tidak karuan. Baginda melontarkan pertanyaannya kepada Marquis yang sedang menunduk ke arah bawah.

"Katakan Marquis, apakah anda melakukan percobaan pembunuhan Putra Mahkota menggunakan sihir hitam?"

"Jawablah pertanyaan baginda," kata Xyrus

"Ti..tidak, Yang Mulia."

Lingkaran itu bergerak dan kemudian bersinar lebih terang. Tubuh marquis jatuh dari kursinya, jari-jarinya yang bergetar mengarah ke hadapan Baginda Kaisar. Dia menekan dadanya dan berteriak kesakitan.

"AARGH..."

Tubuhnya berguncang dan saat putrinya melihat keadaan ayahnya, dia beranjak dari kursinya untuk meraih ayahnya. Tetapi pergerakannya terhenti. Seakan-akan dibatasi oleh lingkaran sihir itu. Lingkaran sihir itu berubah menjadi pelindung transparan. Tangannya yang menempel ke pelindung itu lalu sambil berteriak kepada ayahnya.

"Ayah! Ayah! Hentikan!"

Teriakan itu tentu saja diarahkan kepada Xyrus. Tatapan Xyrus saat ini tidak bereaksi apa-apa. Tatapan yang sama ketika bertemu di perpustakaan untuk pertama kalinya. Apa dia terbiasa melihat situasi seperti ini?

"Putri Soloma, apakah kamu tahu tentang perbuatan ayahmu selama ini?"

Kemudian Baginda Kaisar yang melontarkan pertanyaan itu kepada Lady Soloma. Dia duduk di bawah lantai dengan kepala yang ditundukkan. Dia mengekspresikan amarahnya dengan kepalan tangan yang keras dan terlihat tetesan air di pipinya. Alisnya yang di kerutan dan bibirnya yang digigit oleh gertakan giginya. Melihat ayahnya yang meronta-ronta dan masih merasakan sakit.

"Benar, Yang Mulia! Saya mengaku! Tolong lepaskan sihir itu! Saya terima hukumannya bersama ayah saya!"

Perkataan Lady Soloma disertakan oleh air matanya yang mulai deras.

"Lepaskan sihir itu tuan Xyrus."

"Baik Yang Mulia."

Lingkaran sihir itu perlahan menghilang. Lady Soloma beranjak dari posisinya dan berusaha membangunkan ayahnya.

BRAK...

"AAH!"

Oh astaga! Marquis Soloma mendorong putrinya. Saat ini Lady Soloma jatuh dan berbaring di lantai.

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang