Bab 59

2.6K 260 3
                                    

"Kenapa kamu bertanya hal seperti itu? Tentu saja jawabanku tidak! Aku kan sudah memutuskan ikatan pertunangan itu," jawabku.

"Oh.."

"Kenapa?"

"Tidak."

Ada apa dengannya?

"Kenapa? Kamu membuatku penasaran."

"Bagaimana denganku?"

Apa? Apanya? Bagaimana dengan dia? Apa maksudnya? Bisa tolong lebih jelas Xyrus?

"Kenapa kamu selalu mengatakan perkataan yang begitu rumit?" sindirku.

"Cih.... Akan diperjelas sekali lagi."

Ada apa dengan ekspresinya itu? Lagi-lagi dia membuatku menunggu dengan kata-kata yang akan diucapkannya. Jika ditarik ulur waktu kebelakang, Xyrus yang ku kenal saat ini lebih sedikit penurut. Lalu aku baru sadar bahwa rambutnya yang putih perak seperti itu, jarang ditemui di Kekaisaran Baronimian ini.

"Apakah kamu menyukaiku?"

***

Pagi hari yang begitu hangat dan tentram. Setiap harinya aku selalu berkunjung ke kuil dan menemui Kak Kana. Pertama kali aku mengunjungi kuil, tepatnya setelah aku menyadari bahwa Kak Kana adalah Penjaga Kuil Kadisha, aku sampai keceplosan mengatakan 'Kak Kana'. Semenjak saat itu, orang-orang di kuil mengatakan bahwa nama 'Kana' adalah nama panggilan khusus dariku untuk Kadisha.

"Kak Kana!"

"Elia!"

Oh lihat senyumnya itu. Sangat lembut dan menawan. Orang-orang berfikir bahwa aku memiliki hubungan saudara dengan Penjaga Kuil Kadisha.

"Kenapa akhir-akhir ini banyak berderet kereta kuda?" tanyaku.

"Ada yang bilang bahwa mereka semua ingin melihat Putra Mahkota. Elia, apakah kamu tahu alasan Putra Mahkota sering datang kemari?"

"Tidak, bagaimana dengan temanmu?"

"Dia hanya mengatakan bahwa Putra Mahkota datang untuk mengobrol sederhana. Tidak ada alasan khusus atau alasan yang berkenaan dengan Kerajaan lain."

"Begitu ya..."

Semenjak aku sering pergi ke kuil, aku berdua dengan Kak Kana berjalan mengelilingi kuil dengan memakan biskuit. Berjalan sambil memakan biskuit itu termasuk dalam perbuatan yang tidak baik bagi keluarga bangsawan. Tetapi aku adalah orang yang tidak memperdulikan hal itu, yang penting aku bisa bersama dengan Kak Kana. Bahkan aku juga sering menyeduh kopi untuk Kak Kana. Pertama kali ketika Kak Kana mencobanya, dia mengatakan... Rasa yang sudah lama dan enak ini muncul lagi.

Aku ingin mengajaknya ke kediamanku. Tetapi ada peraturan bahwa Penjaga Kuil harus berada di kuil, jika mereka menempati suatu daerah.

"Elia, bagaimana dengan acara banquet yang akan diadakan besok?"

"Aku sudah mempersiapkannya. Huh... Lagi-lagi aku harus memakai sepatu hak yang tinggi."

"Bagaimana dengan pasangan?"

"Pasangan?"

"Kalau mengikuti acara seperti itu, kamu akan menari dengan seorang pria."

"Seorang pria? Kalau begitu ayah saja!"

"Bukan itu maksudku, Elia. Seseorang yang sebaya denganmu."

"Kalau yang seumuran denganku, mungkin... Sebastian dan William."

"Hmm... Kedua anak duke itu ya... Apakah kamu tidak memiliki rencana dengan yang lain?"

"Maksud Kak Kanaapa?"

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang