Bab 18

7.1K 737 5
                                    

"Sedang apa kamu di sini?"

Nada rendah suaranya masih sama ketika aku pertama kali bertemu dengannya.

"Saya datang ke sini, karena Yang Mulia Baginda Raja baru saja memanggil saya."

"Kalau begitu pergilah."

"Baik Yang Mulia. Saya undur dulu, permisi." 

Aduh, lama-lama sepertinya aku akan sakit pinggang karena membungkuk sekian kalinya. Sepertinya dia sedang terburu-buru. Langkahnya sudah jauh, padahal baru beberapa detik setelah menyapaku. Tetapi mengapa nada bicaranya harus tegas seperti itu? Apa tidak bisa sedikit lebih lembut?

"Ke arah sini, Nona Arcarine."

"Oh.. Iya."

Aku lupa, ternyata pengawal yang tadi masih ada disampingku. Ngomong-ngomong, mengapa penjagaan disini ketat? 

Saat aku datang ke istana, aku berjalan dari pintu keluar sampai aula. Setelah bertemu dengan raja, aku diantar bukan sampai pintu keluar melainkan gerbang keluar. Kulihat setiap pintu istana selalu ada 2 pengawal. Berbeda saat aku datang pertama kali ke istana. 

Akhirnya aku berada di gerbang keluar istana. Tidak buruk untuk memberikan ucapan terima kasih kepada para pengawal. Karena mereka berjalan jauh demiku...

***

"Uwah... ini pasti enak, dari aromanya saja sudah menggiurkan."

"Kamu berlebihan Celica. Padahal... sebenarnya kalian tidak usah mengikutiku sampai ke dapur."

"Tidak apa, akan lebih menyenangkan kalau kita bersama bukan? Lagipula aku ingin melihat kamu membuatnya, kemarin kan aku cuman meminumnya saja."

"Ya ampun kalian ini."

Kurang lebih jam 9 pagi, Sebastian dan Celica datang dengan membawa kue kecil. Di surat balasan William, dia dan adiknya akan datang terlambat karena William ada tamu yang harus disambut terlebih dahulu.

"Apa itu?"

"Ini Foam."

"Terlihat seperti busa ya... Kemarin saat aku minum denganmu, tidak ada yang seperti ini."

"Kemarin kan dituangkan dari teko. Nanti foamnya bercampur dengan kopi di teko."

"Foam-nya dari mana?"

"Foam-nya dibuat dari fresh milk lalu dipanaskan."

Ternyata selain gadis yang imut, Celica memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dia akan sangat cocok menjadi seorang penyelidik.

"Wah lucunya, ada gambar-gambarnya."

"Benar, sayang kalau diminum."

Ada benarnya jika suatu kreasi tiba-tiba hilang sekejap karena kita menggunakannya. Tetapi mau bagaimana lagi. Dibandingkan menjadi busuk dan dingin, lebih baik diminum bukan?

"Sudah minum saja Sebastian, tinggal dibuat lagi."

"Kalau begitu minumnya di sambil makan kue yang kubawa ya!"

Celica terlihat bersemangat sekali. Dia keluar dari dapur dengan berlari kecil. Kemudian kakaknya menyusulnya juga. 

"Iya, Kathy tolong bawakan kopinya."

"Baik nona."

Kuenya bermacam - macam dan bentuknya kecil-kecil. Terlihat seperti biskuit, tapi bukan... Sepertinya isinya berbeda-beda. Kue yang manis bercampur dengan latte buatanku. Manis kuenya lumer di mulut. Perpaduan rasanya sangat unik. Enak sekali!

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang