Bab 55

2.4K 249 2
                                    

Elia Kynn la Arcarine

Alasan Aku dipanggil ke istana adalah keinginan Yang Mulia Putra Mahkota. Kalau ditandai dengan tanggalan, aku menjadi sering berkunjung kesini.

Mungkin sudah tiga bulan aku berada di dunia ini. Aku tidak ingat pastinya. Tetapi sepertinya aku cukup membuang terlalu banyak waktuku disini.

"Tolong tunggu sebentar."

Para pelayan melayaniku untuk diam di salah satu ruang istana. Pintu tertutup dengan pencahayaan yang terang dari jendela kaca yang besar.

Yang Mulia belum datang ya? Tidak masalah kan, jika aku berkeliling ruangan ini?

"Hmm?"

Ada sesosok wanita yang berada di taman bunga istana. Tidak salah lagi, itu adalah dia. Sosok yang sedang menjadi pembicaraan kelas bagsawan. Dilihat bagaimanapun Putri Mahkota Chrantei sangatlah cantik. Rambutnya seperti cermin yang sedang memantulkan langit. Belum lagi gaun putih sederhana yang dipakainya. Benar-benar seperti malaikat.

Sejenak aku memikirkan perkataan Celica. Mengapa seorang Putra Mahkota menyukai seseorang sepertiku? Jelas-jelas Putri Mahkota di hadapannya jauh lebih cantik dariku dan statusnya pun lebih tinggi.

Aku memandang Putri Mahkota itu dari jendela yang besar itu dan membuatku melamun untuk sekian detiknya.

"Dia benar-benar membuatmu menunggu."

Apa? Suara ini tidak salah lagi...

"Sejak kapan kamu ada disitu?"

Melihat Xyrus yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelahku, itu sudah merupakan kejadian yang tidak aneh lagi.

Oh? Ingin apa dia? Xyrus yang menatap ke arah luar jendela benar-benar sangat membingungkan. Apakah dia tertarik dengan keberadaan Putri Mahkota itu?

"Hmm? Jadi dia Putri Mahkota itu?"

"Kenapa?"

"Tidak terlalu buruk."

Xyrus mengatakan seolah-olah Tuan Putri Mahkota Charantei merupakan wanita biasa. Lalu sebenarnya seorang 'Xyrus' ini sudah berapa banyak melihat perempuan? Mengingat bahwa Xyrus adalah seorang penyihir pengembara di masa lalunya.

"Cih... Ini sudah lama."

Sebenarnya apa yang ingin Xyrus bicarakan, itu membuatku kebingungan. Perkataannya sangat menajam dan terputus-putus. Xyrus berputar dan duduk disofa yang kududuki saat pertama kali masuk kesini.

Tunggu... Hei! Itukan cangkirku!

"Xyrus!"

"Apa?"

Xyrus bertanya polos seperti tidak tahu apa yang telah dia perbuat. Xyrus bertingkah aneh.

Kenapa dia mulai bertingkah seperti ini? Lalu seharusnya kan aku yang bertanya? Kenapa dia kemari? Tetapi aku sudah mulai malas berbicara dengannya.

"Apakah kamu marah?"

"Tidak"

Kenapa dia berkata seperti itu? Apa aku terlihat marah?

Tetapi apa yang dikatakan Xyrus memang benar, aku sedikit kesal dengannya. Tetapi ada hal aneh dariku yang merasa kesal. Bukankah Xyrus sudah biasa bertingkah seperti ini di rumahku?

"Yang Mulia Putra Mahkota Masuk!"

Tunggu! Xyrus belum keluar dari-

Kenapa aku tiba-tiba duduk di sofa. Kukis? Kenapa aku sedang memegang kukis? Ini pasti sihir Xyrus! Tentu saja aku segera menghabiskan kukis itu dalam satu suapan besar.

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang