Bab 14

8K 813 1
                                    

Akhirnya sampai di rumah, aku turun dari kereta kuda. Pada akhirnya di hari itu, aku tak berbicara dengan Xyrus atau pelayan lainnya. Xyrus pun tahu kondisiku saat ini. Dia terdiam dan hanya memerhatikan belakang punggungku.

Saat pulang hari sudah sore, aku langsung makan dan ke kamarku. Lalu tertidur. Hari setelahnya, Xyrus masih tidak mengatakan apapun, walaupun dia selalu mengawasiku. Mungkin dia juga melihat, saat aku menemui orang itu.

Hari berlalu setelah kejadian di kota itu. Akhir pekan datang. Pesta ulang tahun saudaraku digelar di halaman Keluarga Zefroth. Kudengar tidak hanya keluarga, namun hampir semua keluarga bangsawan pun diundang.

Acara dimulai dari pagi hingga siang. Aku bangun pagi-pagi dan bersiap. Ayah tak akan datang, karena sibuk, jadi aku mewakilinya. Aku membawa 2 hadiah, satu hadiah dariku, dan satu hadiah dari ayah. Ayah sudah menitipkan hadiahnya padaku kemarin.

Datang dengan membawa hadiah di tanganku. Seperti biasa, Xyrus hanya mengamatiku dari jauh. Pelayan Keluarga Zefroth mengambil hadiahnya dan mengantarku ke halaman. Sudah ada beberapa orang disana.

"Sepertinya Sebastian belum datang," gumamku.

Di halaman terdapat meja-meja bundar dengan ditutupi kain putih. Di setiap meja terdapat gelas-gelas berisi minuman dan dessert. Di dekat kolam ada meja besar, ada kue besar. Tak ada orang yang kukenal disini. Aku pun tidak tahu apa yang harus aku lakukan disini. Acara baru dimulai 1 jam lagi. Aku melihat-lihat ke sekitar halaman.

Ada sesuatu yang menarik perhatianku. Terdapat serangkaian bunga putih yang mirip dengan bunga yang dirumahku. Rangkaian bunga itu berada di sudut halaman. Aku mendekati bunga itu, lalu terlihat ada jalan kecil. Jalan kecil yang entah menuju kemana. Jalan itu tidak terlihat karena letaknya di sudut. Disana, ada segerombolan gadis berusia sepertiku.

Aku melihat mereka. Itu adalah... pembulian?? Ada 3 gadis yang menyudutkan seorang gadis. Gadis yang disudutkan itu terus menunduk ke arah bawah. Terlihat gemetaran. Aku harus menghentikannya. Tapi bagaimana? Ada kemungkinan aku bisa terpojok juga. Tanpa sadar langkahku mendekati para gadis itu.

"Apa yang kalian lakukan disana?!"

Mereka bertiga melirik ke arahku. Tatapan mereka bertiga sangat melekat. Gadis yang disudutkan itu melihat ke arahku dengan lamban. Saat aku ingin mengeluarkan kata dari mulutku. Ada seseorang yang berteriak. Aku mengenal suara itu. Itu suara Sebastian.

"Kalian sedang apa!"

"Tidak kami hanya sedang berbincang," kata salah satu orang dari mereka bertiga.

Oh tentu saja, mereka berbohong. Sebastian mulai mendekati mereka. Setelah itu mereka bertiga menunduk dan mengucapkan salam kepada Sebastian, kemudian pergi terburu-buru.

"Oh untung saja kamu datang," kataku.

"Benar, mereka keterlaluan. Apa kamu tak apa?"

Sebastian menanyakan kepada gadis itu. Kalau difikir mata mereka sama.

"Tidak apa kak."

Kakak??! Oh jadi ini adiknya Sebastian. Pantas mereka terlihat mirip.

"Apa yang kamu lakukan disini Elia?" celetuk Sebastian

Gadis itu melihat kakaknya dan tersenyum lebih cerah dibandingkan sebelumnya.

"Dia sudah membantuku dari para gadis itu."

"Oh benarkah? Makasih Elia."

"Sama-sama."

"Jadi ini Elia yang dibicarakan oleh kakak."

Lihat wajah berserinya. Gadis itu imut sekali! Dia memiliki rambut ungu muda dan matanya ungu yang mirip dengan Sebastian. Betapa menggemaskannya.

"Perkenalkan saya anak kedua dari Keluarga Phyrey. Nama saya Celica Viina la Phyrey."

"Salam kenal juga, saya Elia Kynn la Arcarine, putri tunggal Keluarga Arcarine."

"Kuharap kalian bisa berteman, aku ada urusan dengan tuan muda Zefroth. Nanti aku akan menemui kalian."

"Baiklah sampai nanti."

"Sampai nanti kakak."

Karena pertemuan dengan adik Sebastian, aku merasa tidak kesepian lagi. Walaupun dari jauh terlihat tatapan gadis yang tidak mengenakkan. Berbincang dengannya membuat waktu 1 jam terasa lebih cepat. Pada saat berbincang, Celica mengatakan bahwa dia ingin mencicipi kopi buatanku. Dia diberitahu oleh kakaknya bahwa aku pembuat kopi yang hebat. Setelah lama berbincang, akhirnya aku dapat mengatakan hal ini.

"Tadi, aku lihat kamu di pojokan oleh para gadis itu. Ada apa sebenarnya?"

"Mereka terlihat tidak suka kepadaku."

"Mengapa tidak suka? Kamu adalah gadis yang manis dan ceria."

"Mereka memiliki perasaan kepada tuan muda Zefroth."

Saudaraku telah memiliki banyak penggemar. Sampai-sampainya penggemarmu ini melukai gadis ini!

"Tapi apa hubungannya denganmu?"

"Ada rumor kalau aku akan ditunangkan dengan tuan muda Zefroth."

Kata itu lagi. Kata yang paling menyebalkan. Mengapa kata 'tunangan' selalu membuat orang lain menderita.

"Bilang saja kalau kamu tidak akan tunangan dengannya."

"Tapi... itu.. tergantung dengan keputusan orang tuaku..."

"Soal tunangan, kamu harus memilihnya sendiri. Pilihlah orang yang benar-benar kamu sukai! Sebenarnya aku tidak suka dengan putra mahkota, makanya aku meminta ayah untuk tidak bertunangan dengannya."

"Eh?.. Kamu tidak suka dengan putra mahkota?"

"Tidak."

"Padahal putra mahkota adalah sosok yang dibanggakan dan disayang oleh banyak orang."

Kata-kata yang diucapkan Celica adalah sosok luarnya. Dia belum tahu sosok dalamnya seperti apa. Orang-orang sudah tertipu dengan tampilan luarnya!

"Terserah apa kata orang. Aku jelas tidak menyukainya. Apa kamu menyukainya?"

"Ah.. tidak! tidak! Aku belum memikirkan sampai situ."

"ehehe..."

Dia terlihat menggemaskan. Sosoknya yang baru kukenal ini membuatku nyaman. Cantik bagaikan bidadari yang turun di surga. Mengapa dia harus bernasib seperti tadi?? huh! Tanpa sadar pikiranku bergejolak.

Acara ulang tahun telah dimulai. Orang-orang sudah berkumpul di dekat meja besar. Kemudian aku dan Celica ikut berkumpul juga dan bertemu dengan Sebastian. Ada Tuan dan nyonya Zefroth. Diikuti dengan seorang anak kecil, berambut merah dan bermata cokelat. Tentu saja itu orang yang berulang tahun.

Lalu.. orang itu...?

Orang yang kutemui di toko kota! Benar sama persis! Itu orang yang sama! Rambut kuning gelapnya dan mata coklatnya. Orang yang membuatku merinding dan tak ingin bicara di kemarin hari.

Ternyata dia adalah saudaraku? Tetapi mengapa?

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang