Bab 22

5.6K 522 0
                                    

"Ayo, kita ke sana!"

"Iya!"

Ah... Sudah lama tidak pergi ke kota. Suasananya semakin ramai, karena banyak pengunjung dari Kerajaan Symiphus yang berlibur disini. Toko-toko semakin dipenuhi oleh banyak orang.

Esok setelah kedatangan William di kediamanku, surat dari kediaman Phyrey dikirimkan untukku. Kubuka surat itu dan kemudian tercium harum wangi bunga. Ini kan wangi parfum?

Pertama kali aku berfikir bahwa Sebastian lah yang mengirimiku surat. Namun setelah aku lihat tulisannya. Tulisannya terlihat berbeda. Di paling bawah surat itu tertulis 'Celica Viina la Phyrey'. Aku baru ingat Celica adalah adik dari Sebastian.

Sekarang aku telah menerima 2 surat. Dia memintaku untuk pergi berbelanja di kota bersama. Kebetulan sekali, ayah dan Xyrus tidak ada di rumah. Sepertinya Xyrus akan pulang lama. Sudah 2 hari dia belum terlihat batang hidungnya.

Aku memakai gaun yang menutupi sampai lututku. Aku meminta untuk memakainya kepada Kathy agar aku bisa berjalan leluasa di kota. Jangan sampai kejadian memalukan itu terulang lagi! Sejak awal, aku juga tidak suka dengan gaun panjang. Bahkan aku lebih suka memakai celana panjang seperti laki-laki.

Kami berdua mengunjungi toko perhiasan. Kami sedang melihat desain perhiasan yang sedang populer di kalangan para wanita. Setelah kupikir-pikir, kalung itu terlihat agak besar dan mencolok sekali. Pasti berat kalau sudah menggantung di leher.

Dibanding kalung itu, aku lebih tertarik dengan jepitan rambut berbentuk bunga. Tangkainya yang terbuat dari emas, diukir seperti bunga mawar, dan bunganya diberi warna. Di tengah bunga ada sebuah berlian. Kemudian aku tertarik untuk membelinya. Celica juga sepertinya tertarik juga.

"Celica, sepertinya kamu juga tertarik dengan perhiasan ini ya."

"Iya, desain-nya lumayan praktis. Sepertinya tidak akan berat di kepala."

"Selain itu, desain-nya juga cantik. Bunganya terlihat seperti asli."

"Kalau begitu ayo kita beli barang yang sama. Jadi kita akan seperti saudara kembar bukan?"

"Iya."

Tidak hanya toko perhiasan, kami juga pergi ke toko baju. Euhh... nampaknya hampir semua baju yang dijual di toko ini, semuanya bergaun panjang. Sepertinya Celica sangat senang. Aku melihat baju-baju yang dipajang di kaca toko. Di kaca itu bisa melihat ke arah jalan kota.

Eh....?! Gadis itu.... Olivia Ronah!

Gadis berambut coklat panjang itu. Itu adalah gadis yang kulihat di istana bersama putra mahkota... Lalu... siapa orang di sampingnya?

Aku menatap mereka di bayang-bayang kaca etalase toko. Ada 3 orang, salah satu diantaranya adalah Olivia Ronah. Berdiri mematung sambil memicingkan mataku. Terlihat aku sedang mengamati gerak-gerik mereka.

"Elia! Disana ada gaun yang ba-... Elia?"

"Ah!"

Aku menoleh ke arah Celica dan berteriak kecil. Aku terkejut saat Celica memegang tanganku. Ekspresiku saat ini tak terkontrol.

"Maaf, aku membuatmu terkejut ya..."

"Ah tidak apa-apa. Tadi aku cuma bengong saja."

Celica melihat ke arah aku tadi bengong-kan. Rupanya mereka telah pergi saat Celica melihatnya. Entah mengapa mereka membuatku penasaran.

"Ayo Elia kita kesana! Ada gaun bagus untukmu!"

"I..ya.."

Gaun untukku? Untuk beberapa alasan perasaanku mulai tidak enak. Kulihat ke dalam, semuanya berenda dan berbeban berat.

Jeng..jeng...

Uwakh... gaunnya panjang sekali. Nampaknya gaunnya menutupi sampai tumit kaki. Lengannya menutupi sampai siku. Dilapisi oleh renda yang berjuntai ke bawah dan motif bunga. Bagus sih... tetapi, Kalau aku tersandung lagi, aku harus menanggung maluku.

"Hmm.... Sepertinya gaun ini lebih cocok untukmu, Celica."

"Ah tidak, ini lebih cocok untuk Elia!"

"Lihat bunga-bunganya. Bunganya berwarna pink. Sangat selaras dengan rambut ungu muda sepertimu. Penampilanmu akan cantik dan manis sekali!"

"Benarkah itu?"

Dia mengatakan itu sambil tersipu malu.

"Tentu saja!"

"Elia, apa kamu tidak tertarik dengan satu gaun pun di toko ini?"

"Emm.. nampaknya tidak ada sih. Aku lebih suka gaun yang terlihat simpel."

"Sepertinya kamu menyukai sesuatu yang sederhana ya!"

"Iya..."

'Sederhana', benar juga.... Di kehidupanku yang dulu, hidupku sangatlah sederhana. Bahkan pakaianku tidak lebih dari tiga setelan. Walaupun sekarang aku diberi banyak kenyamanan oleh ayah, tetapi aku tidak ingin memakainya secara boros.

Celica mencocokkan ukurannya dengan gaun itu. Gaun itu akan dikirim ke kediaman Phyrey setelah disesuaikan ukurannya. Kami berdua keluar dari toko baju itu.

Bola matahari sudah mencapai puncaknya. Panasnya sudah mulai terasa. Uh lapar....

"Celica, ayo kita makan di restoran itu!"

Aku menunjuk ke salah satu restoran. Sepertinya restoran itu ramai oleh pengunjung. Bangunan restorannya juga tertata rapi.

"Baiklah, lagi pula aku juga sudah lapar."

Baiklah.. Perutku sekarang sama seperti perutnya Celica. Tanpa sadar aku menarik tangan Celica dan bersemangat mendekati restoran itu. Terlihat sekilas, Celica tersenyum kecil bahagia.

Sudah mulai tercium aroma sedap dari depan pintu luar restorannya. Kami duduk di salah satu meja. Dengan taplak meja berwarna hijau muda dan kursinya yang empuk. Diletakan juga bunga kecil berwarna kuning di dalam vas bunga di tengah meja.

Kami masing-masing memesan salah satu dari menu.

"Satu steak barbeque dan satu bolognese fusilli. Mohon tunggu sebentar ya..."

Makanan di dunia ini sangat mirip dengan makanan di Eropa. Entah mengapa aku jadi ingin makan Nasi Padang. Waktu itu, Kak Kana pernah mengajakku untuk makan Nasi Padang. Entah mengapa rasanya unik dan berbeda. Daging, daun singkong, dan pelengkap lainnya yang akan kaya rasa. Itu sangatlah lengkap, bila ditambah dengan sambal hijau.

"Kamu sedang memikirkan apa?"

"Ah tidak-tidak."

"Elia!"

"Apa-apa??"

Aku terkejut mendengar Celica tiba-tiba memanggilku dengan keras. Seorang gadis berambut cokelat memasuki restoran.

"Itu coba lihat!"

Ah!! Itu kan Olivia Ronah. Gadis yang kulihat waktu itu! Tidak salah lagi!

"Sepertinya Lady Ronah juga mengunjungi kota hari ini..."

"Iya benar."

Olivia diikuti oleh dua orang dibelakangnya. Itu kan tiga gadis yang kulihat tadi!

"Hmm... Sepertinya Lady Ronah ditemani oleh Lady Arcana dan Lady Soloma."

Lady Soloma???

"Yang mana ya? Aku belum pernah berkenalan dengan mereka sebelumnya."

"Oh benar juga ya, Elia kan jarang di pergaulan sosialita kan."

"Hehe..."

Aku jarang berada di pergaulan? Seorang putri duke jarang terjun ke dunia sosialita? Kupikir seorang putri duke memiliki tugas sosialita yang harus diemban.

"Gadis berambut merah itu adalah Lady Arcana. Dia terkenal rambut merahnya uniknya. Lalu yang disebelahnya adalah Lady Soloma."

Lady Soloma?

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang