Bab 8

10.1K 1K 13
                                    

Hanya makan malam bersama ayah, aku sudah puas. Saat ini ayah baru saja kembali dari mengantar mentri Kerajaan Symiphus. Kerajaan Symiphus dan Kekaisaran Baronimian berdekatan dan saling hubungan kerja sama. Walaupun berdekatan, waktu yang diperlukan untuk pergi kesana paling cepat membutuhkan 2 hari. Sudah 4 hari ayah tak ada dirumah, pasti hari ini ayah sudah lelah. Apa sebaiknya aku tidak mengatakan pembatalan pengumuman pertunangan?

"Elia... Ayah ingin kopi buatanmu"

"Iya ayah, nanti akan kubuatkan kopi yang spesial untuk ayah~"

"ahh... apa tidak usah ya, sore ini kan baru buat kopi untuk semua pelayan"

"Kenapa tidak ayah. Eh? Ayah tau dari mana?"

"Saat aku datang kesini, seluruh pelayan disini berbeda dari biasanya. Salah satu pelayan mengatakan bahwa putriku telah membuatkan kopi sebagai penghargaan unuk semua pelayan"

"Ah begitu ya. Hehe.. Aku jadi malu"

"Kamu memang putri kesayangan ayah, kamu sekarang mirip seperti ibumu"

"Iya! Aku sudah selesai makan ayah! Aku akan membuat kopi, tunggu ya ayah!"

Aku segera beranjak dari kursi makanku dan berjalan cepat ke dapur. Dengan suasana senang, aku mendengar kata ibu. Rasanya sangat familiar ketika aku mendengar kata-kata itu. Kathy berkata bahwa ibu dari tubuh ini sangat mirip denganku, beliau meninggal saat melahirkanku. Saat itu, tubuh beliau juga sudah lemah. Apakah ayah merindukan ibu?

***

"Sudah ayah!"

"Oh Elia! Cepat sekali. Kenapa cangkirnya ada dua?"

"Aku ingin minum kopi juga bersama ayah!~"

"Rupanya putri kesayanganku kangen sama ayah~"

"Tentu saja, ayah sudah 4 hari pergi jauh. Tentu saja kangen!"

"iya,ya"

"Ayah, ada hal yang ingin bicarakan dengan ayah"

"Apakah itu sesuatu hal yang penting?"

Aku menaruh cangkir kembali ke meja. Kemudian tanganku di kepalkan.

"Ini tentang pengumuman pertunangan dengan putra mahkota"

"Ada apa, apa kamu ingin mempercepatnya?"

"Bukan! Malah sebaliknya, aku ingin membatalkannya"

Saat aku bilang 'ingin membatalkan pengumuman pertunangan', ayah berhenti meminum kopinya, dan menaruh cangirnya.

"Ada masalah dengan putra mahkota saat kemarin bertemu?"

"Tidak ada masalah ayah. Aku hanya berfikir. Akan sangat tidak adil bagi putra mahkota yang tidak menginginkan pertunangan ini"

"Saat ayah berbicara pada raja, raja merasa nyaman-nyaman saja jika kamu menjadi menantunya. Memang kami belum menanyakan perasaan putra mahkota"

"Ayah. Aku ingin meminta satu hal."

"Apakah itu pembatalan pengumuman pertunangan?"

"Iya ayah."

"Bukankah saat itu, kamu sangat mengaguminya. Bahkan kamu senang sekali, saat ayah dan raja sepakat tentang pertunangan itu."

"Perasaanku sudah berubah ayah."

"Dia adalah seorang putra mahkota, dialah yang berhak menentukan pasangannya ayah... Akan sangat tidak adil bagi aku dan putra mahkota, karena dipasangkan oleh orangtua. Aku ingin memilih pasanganku sendiri ayah. Kumohon."

"Hmm... apa boleh buat, ayah nanti akan berbicara kepada raja. Saat ini mungin para pengawal istana tidak memperbolehkan bertemu dengan raja."

"Apa raja sedang sakit?"

"Ya, usianya memungkinkan untuk menerima berbagai penyakit"

"Oh begitu ayah.... Terima kasih ayah"

"Untuk putriku, itu bukan sesuatu yang besar. Karena putriku telah membuat kopi yang enak ini."

"Itu bukan apa-apa ayah, kalau bisa aku ingin setiap hari membuatkan kopi untuk ayah"

"Haha... Benarkah"

"Tentu saja ayah. Apakah ayah merindukan ibu?"

"Tiba-tiba kamu membicarakan hal seperti itu.... yah... ibumu sangat baik, karena itulah aku mencintainya. Mungkin kamu juga ingin membatalkan pertunangan, karena kalian tidak saling mencintai?"

"Iya..begitulah"

"Ini sudah larut malam, sebaiknya kamu tidur Elia"

"Ayah juga harus cepat tidur, ayah kan baru pulang hari ini, pasti cape"

"Iya"

"Selamat malam ayah"

"Selamat malam Elia."

***

Hari ini aku mengalami banyak hal. Semuanya menyenangkan. Saat sampai di kamarku, Kathy sedang merapikan kasurku. Melihat buku yang masih berada di meja. Aku segera merapikannya dan pergi ke perpustakaan untuk mengembalikannya.

"Nona, sebaiknya anda ganti baju, biar saya yang mengembalikan buku itu"

"Tidak, terima kasih Kathy, biar aku saja, Kathy kan sedang merapihkan kasur"

"ah. Baik no-"

Sebelum Kathy menyelesaikan katanya, aku sudah berlari ke perpustakaan duluan. Aku berlari ke perpustakaan dengan hentakan kaki yang terdengar keras. Karena sudah malam, suasana menjadi lebih tenang dan sunyi. Pintu perpustakaan yang besar, kubuka perlahan. Aku menyalakan lampunya dan menaruh buku. 

Brak... brak.. brak...

Buku pun satu persatu jatuh ke lantai secara tiba-tiba. Akupun mengambil buku itu. Kemudian buku yang lainnya pun jatuh. Kenapa semua buku jatuh?? Aku pun melihat kebelakang rak buku. Namun, tidak ada seseorang atau binatang apapun.

"Yo!"

Suara yang kukenal sebelummya... aku menoleh ke belakang. Laki-laki itu! Seseorang yang kutemui di kota. Laki-laki yang aneh. Mungkin dia datang untuk meminta jubah yang baru, karena jubahnya kan terinjak olehku. Tapi dia datang dari mana??? Seperti sebelumnya dia menghilang secara tiba-tiba.

"Apa kamu yang menjatuhkan buku-buku ini"

Aku berkata kepadanya sambil rautku yang begitu kesal.

"Iya.. tapi aneh seharusnya kamu takut atau kabur gitu, kok engga ya"

"Haa? Kamu datang dari mana? Tiba-tiba menghilang dan muncul begitu saja. Kalau ingin meminta jubah yang baru, seharusnya kamu data--"

"Aku membuntutimu"

"Hah?"








Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang