Bab 6

10.9K 1.1K 7
                                    

"Selamat siang. Sepertinya ini pertemuan pertama dengan anda. Perkenalkan, nama saya Sebastian Leon la Phyrey."

Ah.. Keluarga Bangsawan Phyrey rupanya, keluarga duke dengan berstatus sederajat dengan keluargaku. Kalau aku lihat dia, terlihat seumuran denganku.

"Perkenalkan nama saya Elia Kynn la Arcarine, suatu kehormatan saya bisa bertemu dengan Putra Phyrey."

"Tidak usah sopan begitu lady Arcarine. Panggil saja Sebastian, kalau kepanjangan Leon aja boleh."

Aku ragu memanggilnya dengan panggilan seperti itu. Karena dia juga merupakan putra keluarga bangsawan dan sekaligus penerus Duke Phyrey.

"Apakah boleh saya memanggil anda begitu?"

"Tentu saja! Kalau di acara yang bukan formal, bicaranya santai saja. Apakah Lady berkunjung kemari karena ingin bertemu dengan putra mahkota?"

"Iya. Saya sudah bertemu dengannya, mungkin sekitar sepuluh menit yang lalu?"

"Begitukah? Yahh.. malang sekali nasibku."

Eh? Kenapa dia berkata seperti itu?

"Saya kesini ada keperluan dengan putra mahkota, namun saat saya mengunjungi ruang putra mahkota ditolak. Jadi balik lagi deh..."

"Oh begitu ya. Saya bertemu dengannya tapi cuman kurang 3 menit, dia menyuruh saya pula-- eh?"

Aku terdiam. Astaga aku salah bicara! Bagaimana ini? Apakah dia akan mengadu?

"Maksud saya bukan begitu, euhh.. maksud saya bukan menjelekan putra mahkota. Anu, saya minta maaf," lanjut ucapku.

Ucapanku terbata-bata dan aku membungkukkan badanku ke arahnya.

"Ehehe... Kan sudah kubilang santai saja kalau mengobrol denganku, untuk apa minta maaf, saya tak akan bilang ke siapa-siapa kok. Lagi pula saya juga sudah kesal dengan perbuatan putra mahkota akhir-akhir ini."

"oh.. terima kasih banyak Putra Phyrey," kataku sambil membungkukkan badanku.

"Se-bas-ti-an."

"Sebastian?"

"ya panggil saya seperti itu."

"Baiklah, Sebas.. tian..."

"Dilihat dari arah berjalan lady, sepertinya ini bukan ke arah keluar istana."

"Oh benarkah? Maaf saya kurang hafal jalan di istana, tadinya saya mau bertanya kepada penjaga, tapi penjaganya tidak ada."

"Perkataan Lady ada benarnya, saat ini penjaga seperti tidak berjaga. Mau saya antarkan keluar istana?"

Dia menaruh tangannya di dada. Dia tampak baik terhadapku.

"Boleh... Kalau bisa, kamu bisa memanggilku Elia di luar acara formal, sebenarnya saya juga lebih suka dipanggil nama.."

"Baiklah, Elia."

Dibandingkan dengan putera mahkota, dia terlihat ramah. Dia tidak berlaku formal dan sangat memikirkan perasaan orang lain. Dia menaruh tangan di dadanya dan mengulurkan bantuan kepadaku. Mungkin dia bisa menjadi temanku.

"Elia, ini sudah sampai di luar istana, dimana kereta kudamu?"

"Oh itu disana!"

"Akan saya antarkan."

"ehh... tidak usah saya bisa sendiri, saya berterima kasih kepada anda."

Aku membungkuk sekali lagi kepadanya. Kemudian melambaikan tanganku.

"Sama-sama, lagi pula tak usah membungkuk begitu, sampai jumpa."

"Ya!"

***

Sebastian Leon la Phyrey

Elia..

Elia Kynn la Arcarine ya...

Putri satu-satunya Duke Arcarine itukah?

Kudengar banyak rumor tak enak tentangnya. Entah mengapa rumor itu sangat bertolak belakang ketika aku bertemunya hari ini. Rumor itu mengatakan bahwa raut wajahnya yang sombong dan berkata kasar dan sombong. Banyak orang mengatakan bahwa putra mahkota pun mengacuhkannya. Dari cerita Elia tadi, putra mahkota pun enggan berbicara dengannya.

Sosok yang kudengar berbeda yang kulihat tadi, dia hanya gadis yang kebingungan dan polos skali. Dia selalu minta maaf dan berterima kasih. Berbicaranya pun sopan. Meskipun aku baru pertama kali melihatnya, dia orang yang sangat baik.

Apa dia hanya berperilaku baik di depanku saja? Apa aku harus tanyakan juga kepadanya?

Ngomong-ngomong mengapa hari ini penjagaannya sedikit sekali, padahal kan ini istana.

"Ada yang aneh rasanya... Apakah aku harus menghubungi William? Sepertinya jangan..."

***

Elia Kynn la Arcarine

Sebastian, dia orang yang sangat baik. Kuharap aku bisa berteman dengannya. Apakah dia tahu tentang rumorku? Tak sadar aku sudah sekat dengan kereta kuda. Aku pun menaiki kereta kuda bersama Kathy. Kereta pun berjalan.

"Nona, kukira anda akan berbincang lama dengan putra mahkota"

"Tidak kok... Aku kesal dengannya.."

"Kenapa nona?"

"Dia membuat semua pelayan di rumah bersusah payah mendandaniku hanya untuk bertemu dengannya selama kurang tiga menit."

Tapi selain bertemu dengan putra mahkota, aku juga bertemu Sebastian...

"Rumor itu membuat putra mahkota seperti itu kepada nona."

"Kathy, apa kau pernah melihat gadis atau anak duke yang berambut coklat? Coklatnya tidak terlalu terang, tidak terlalu gelap juga, bergelombang, dan panjang"

"Hmm... Mungkin putri Count Ronah, kalau tidak salah namanya... Ah! Olivia Ronah."

"Apakah ada lagi selain putri Count Ronah?"

"Tidak sepertinya. Kenapa nona menanyakannya?"

"Ah tidak. Tadi kulihat dia di sekitar istana."

"Mungkin ada keperluan bersama ayahnya."

"Iya."

Tak mungkin kan aku melihat putra mahkota bersama gadis lain. Nanti Kathy khawatir lagi. Apakah aku bisa membatalkan pertunangannya saja? Dari pada aku diperlakukan buruk seperti itu.

"Kathy, sebenarnya mengapa aku menjadi tunangan putra mahkota?"

"Sebenarnya nona belum menjadi tunangan putra mahkota"

"Apa? Bukankah kemarin kamu bilang-"

"Ayah nona dan kaisar melakukan perjanjian yaitu pertunangan nona dan putra mahkota. Namun pengumuman pertunangan itu akan diumumkan saat nona berumur 20 tahun."

"Kalau dua puluh tahun, berarti dua tahun lagi ya."

"Benar nona."

"Kathy, nampaknya putra mahkota benar-benar tidak menyukaiku. Apa aku batalkan perjanjian itu ya?"

"Jika itu kemauan nona, bisa saja nona bilang kepada ayah nona untuk membatalkan pertunangannya."

"Baiklah, besok ayah akan pulang kan!"

"Iya."

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang