Dahulu kala, Kekaisaran Baronimian adalah sebuah kerajaan yang biasa saja. Namun berubah, semenjak Karajaan dipimpin oleh Raja Durante Laird de Crein Baronimian, ayahanda dari Kaisar saat ini. Kecerdasan dan strateginya sangat terkenal. Dia menghentikan perang tetangga dengan kerajaan kecil di sekitar Kerajaan Baronimian.
Saat itu, Raja Durante melakukan kerja sama dengan 3 keluarga bangsawan di daerahnya sendiri, untuk menaklukan kerajaan-kerajaan kecil tersebut. Akhirnya, Kekaisaran Baronimian terbentuk. Dengan 3 pilar Kekaisaran yaitu Keluarga Zefroth, Keluarga Phyrey, dan Keluarga Arcarine.
Sebelum aku lahir, ada pertikaian antara Keluarga Zefroth dan Keluarga Arcarine. Pertikaian itu dikarenakan hal yang sepele. Ada perbedaan pendapat saat rapat pembagian lahan kekuasaan. Pertikaian itu semakin besar. Karena Raja tidak ingin membuat kekaisaran terpecah, akhirnya terjadi pernikahan politik antara adik perempuan ayah dan anak pertama keluarga Zefroth.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
"eh?"
Suara yang berat itu. Aku sudah mulai mengenal orang-orang yang selalu bicara denganku. Contohnya dia. Di depanku berdiri seseorang, rupanya Xyrus. Sejak kapan dia berada di depanku?
Aku menatap Xyrus. Rambutnya yang silver yang terpancar matahari, membuat matanya yang merah tampak lekat. Tak sadar aku telah berjalan dari kamarku ke taman.
"Jangan-jangan..... kau lagi tidur berjalan ya?"
"Hah! apa? tentu saja tidak!"
"Jalanmu kecil dan pelan. Kepalamu tertunduk ke bawah. Sudah pasti itu tidur berjalan."
"Tidak ! Aku sedang berfikir tahu!"
"Oh.. berpikir sambil tidur."
"Terserah! Omong-omong dari mana saja kamu selama ini. Aku tak pernah melihatmu semenjak kemarin aku minum teh bersama Sebastian. Aku kira kamu sudah kabur."
"Itu tidak mungkin. Tempat ini sudah cukup berharga, mana mungkin aku meninggalkannya. Jadi si Sebastian itu sudah menjadi temanmu?"
"Iya sejak awal dia adalah temanku. Jadi kamu adalah teman keduaku."
"Oh, jadi bisa begitu ya."
"Bisa apanya?"
"Ah tidak jadi."
Dia ngomong apa sih? Entah mengapa dia suka berbicara tidak nyambung.
"Kira-kira anak laki-laki suka apa?"
"Berbuat keributan, bermain seenaknya, lalu-"
"Bukan begitu!"
Memangnya kamu dulu seperti apa? Huh?!
"Ya sudahlah kalau tidak tahu. Ayo kita ke kota."
Aku berjalan cepat dan memberitahu Kathy bahwa aku akan pergi ke kota. Aku masuk ke kereta kudaku dan diikuti oleh Xyrus. Aku duduk saling berhadapan dengan Xyrus. Cara duduknya tidak rapi, sambil melihat ke arah jendela kereta. Ini kedua kalinya, aku pergi ke kota. Selain ingin melihat hadiah, aku juga ingin melihat air mancur itu sekali lagi.
"Untuk apa pergi ke kota?"
"Mencari hadiah untuk saudaraku."
"Oh pantas saja kamu tadi menanyakan soal tentang anak kecil. Kamu punya saudara?"
"Iya... Memangnya kamu tidak?"
"... Entahlah. Lebih baik cepat, akan lebih membosankan kalau pulang sore."
"Memangnya apa ada?"
"Entahlah..."
"Kenapa kamu selalu bilang 'entahlah'?"
"Karena aku memang tidak tahu."
"Setidaknya perbaiki kosa katamu itu."
Orang-orang yang sedang berjalan sudah mulai terlihat. Aku memberhentikan kereta kuda tepat di sebuah toko.
"Toko buku? Memangnya anak kecil suka buku?"
"Aku tidak tahu, aku lihat-lihat saja dulu."
"Aku akan memantaumu dari jauh?"
"Hah? Kalau begitu aku tadi ajak Kathy saja."
"Maaf telah membuatmu kecewa, dah.."
Dia menghilang lagi. Dia bilang maaf tetapi sambil tersenyum. Dia sengaja berbuat seperti itu? Sudahlah... Cari hadiah saja. Kathy bilang, tahun ini dia berumur 7 tahun.
Aku sudah mencari ke setiap toko di kota. Namun terlihat tidak ada barang yang cocok. Aku juga tidak terlalu akrab dengannya. Kalau akrab... aku mungkin bisa bertanya... Apa aku kembali saja? Besok akan kucari lagi.
Aku berjalan ke arah kereta kudaku. Ada seorang anak kecil di arah jalanku. Pakaiannya bagus, apakah dia anak seorang bangsawan? Tetapi dia seorang diri. Dia memandang ke arah kaca etalase sebuah toko. Hanya beberapa detik. Kemudian dia lari dan berbelok ke jalan yang lain.
Aku melihat toko itu. Toko itu menjual berbagai macam mainan. Disana juga ada buku cerita pengantar tidur. Kalau kuberikan mainan kepada saudaraku... mungkin.... dia akan tidak suka. Karena kudengar dia senang belajar. Dan dia cukup berprestasi di usianya yang masih muda. Maka dari itu toko yang kulihat pertama adalah toko buku.
Masuk saja dulu. Itu lebih baik bukan? Aku penasaran, langkahku mulai memasuki toko itu. Mainannya sederhana, berwarna-warni, bahkan ada yang imut.
Namun aku terpikir sesuatu, sesuatu hal yang mungkin tak pernah orang membayangkannya. Kemudian, aku memilih sesuatu yang sesuai dengan anak laki-laki. Sepertinya harganya cukup mahal. Tapi dengan aku yang saat ini, tentu saja aku bisa membelinya. Kemudian aku meminta pelayan untuk membungkusnya menjadi sebuah kado.
Mendorong pintu keluar dan bertemu dengan seseorang. Sepertinya tidak asing...
Apa ini ? Aku teringat sesuatu... Tak sadar aku menyebut nama seseorang.
"William.."
"Sedang apa kamu disini."
Nada sinis itu, aku pernah mendengarnya. Aku menunduk dengan tangan yang gemetar... Bicaraku menjadi terbata-bata. Aku tidak tahu merespon seperti apa.
"Aku.. aku.."
"Sudahlah... apa yang kamu lakukan disini tak ada hubungannya denganku."
Brukk..
Dia masuk ke toko itu dengan menabrak pundakku dengan keras.
Fiuh! Untuk aku tak terjatuh.
Siapa dia? Aku teringat akan sesuatu. Suatu pecahan-pecahan ingatan yang terlintas dikepalaku. Tetapi aku tidak ingat akan kejadian itu.
Benar! Aku pernah melihatnya! Dia, dia..... tapi aku tidak tahu siapa. Ini pasti memori Elia yang dulu. Aku pernah melihatnya, tetapi tidak pernah ingat bahwa aku pernah bertemu atau berbicara dengannya.
Aku berjalan tampa sadar menuju kereta kuda. Wajahku terlihat tidak sehat. Terus menatap jalan bebatuan datar. Sampai akhirnya dia muncul lagi didepanku.
"Kenapa kamu pucat?"
"Ah, aku tidak apa-apa."
Tiba-tiba Xyrus sudah berada di depanku. Aku juga sudah berada di pinggir kereta. Mungkin saat ini aku terlihat berbeda dari biasanya. Mata Xyrus melihat ke arahku. Sekali-kali dia melihat jendela. Aku diam tanpa berkata sesuatu kepadanya.
Bagaimana pun, setelah aku berpapasan dengan laki-laki itu, membuatku ingin tidak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Starts From Coffee
FantasíaAku terbangun di dunia lain dan menjadi seorang putri duke yang kaya?!! Pada awalnya, Rani adalah seorang siswi yang baru lulus SMA. Dia terpaksa harus bekerja dan meninggalkan kampung halamannya. Neneknya yang merupakan satu-satunya keluarga yang...