"Kalian... Apa kalian tahu, mengapa aku memutuskan untuk tidak bertunangan dengan putra mahkota?"
"Kamu bilang kalau kamu tidak suka padanya kan?"
"Iya sih, ada benarnya juga. Tetapi bukan itu saja. Waktu itu aku tidak sengaja melihat putra mahkota sedang bersama seorang gadis di taman istana."
"Apa?!"
Mereka bertiga kaget dan berteriak kepadaku. William yang sedang menikmati kopi, tiba-tiba tersedak.
"uhuk..uhuk.."
Bahkan Wiliam sampai terbatuk karena dia mendengarkan perkataanku tadi. Apakah perkataanku ini terlalu terdengar sangat mengejutkan bagi mereka? Mungkin karena Putra Mahkota adalah seorang penerus tahta kekaisaran.
"Apa kamu tidak apa?"
Celica menuangkan air putih untuk William. Tampaknya hal itu membuat mereka sangat terkejut. Semua orang tahu bahwa putra mahkota tidak dekat dengan perempuan, dan semua orang dapat masuk ke istana jika tidak memiliki izin raja.
"Tidak apa-apa. Daripada itu, apakah kamu mengenali wajahnya?"
"Aku tidak melihat wajahnya tapi dia memiliki rambut yang coklat. Aku melihatnya bersama putra mahkota saat aku pertama kali bertemu dengan Sebastian."
"Itu berarti saat istana dalam kondisi sepi."
Sebastian menjawabku, suasana itu menjadi hening sesaat. Kemudian William juga menambahkan pernyataan.
"Kudengar akhir-akhir ini, kondisi raja sedang tidak baik. Ayahku bilang bahwa Baginda raja tidak seaktif dari biasanya."
"Oh iya... benar juga..kalau tidak salah kemungkinan gadis itu adalah gadis dari keluarga Ronah."
Perkataan Celica yang tiba-tiba itu, sesuai dengan apa yang dikatakan Kathy.
"Soalnya saat itu Keluarga Soloma pernah mengajak para gadis bangsawan untuk minum teh. Mungkin Elia belum pernah melihatnya karena waktu itu Elia tidak diundang. Aku melihat gadis berambut cokelat itu! Dia jarang masuk dalam pergaulan sosialita. Kalau tidak salah namanya..."
"Olivia Ronah... "
Sesaat William pun menambahkan dengan nada yang lambat. Wah? Apakah sosok 'Olivia Ronah' ini terkenal? Walaupun jarang masuk ke pergaulan sosialita, tetapi sepertinya dia lumayan terkenal. Kemudian Sebastian menjawab.
"Bukankah Keluarga Soloma sangat dekat dengan Keluarga Ronah? Kebetulan sekali, daerah pinggiran bekas Kerajaan Leir merupakan wilayah kediaman Soloma. Tapi apa hubungannya dengan suasana istana yang sepi pada saat 2 minggu yang lalu?"
"Mungkin saja para pengawal disuruh pergi oleh putra mahkota agar tidak menceritakan kedatangan putri Ronah. Tapi untuk apa dirahasiakan?", Celica menjawab.
Ah... Terlintas dipikiranku soal tentang cinta... mungkin saja. Mana mungkin putra mahkota tidak menaruh hati pada perempuan manapun. Pasti dia berhubungan dengan perempuan secara diam-diam. Lagi pula dia bukan seorang patung berjalan, dia juga manusia. Memiliki ketertarikan dan keinginan. Lalu aku mengeluarkan isi pikiranku kedalam kata-kata.
"Mungkin saja putra mahkota menaruh hati pada putri Ronah. Maka dari itu putra mahkota merahasiaka-"
Tunggu dulu! Putra mahkota mungkin lengah saat itu.... Aku pikir... Apakah saat raja dan putra mahkota melemah, mulai muncul aksi pemberontakan keluarga bangsawan?"
"Elia? ada apa?"
"Semoga aku salah akan hal itu..."
"Salah akan hal apa, Elia?"
Karena gumamku keras, Celica jadi ingin tahu hal yang terpikir olehku.
"Maksudmu, apakah semua hal yang terjadi adalah sesuatu yang direncanakan sebelumnya oleh keluarga bangsawan itu?"
William melihat ke arahku dan mengeluarkan pertanyaan itu. Pertanyaan yang sangat sejalur dengan pikirku.
"Mungkin?"
Suasana mulai hening. Kami berempat terlihat sedang berpikir keras. Kami tidak berani untuk menyimpulkan hal itu. Apakah hal itu benar? atau salah?
Pertemuan acara minum kopi tersebut diakhiri dengan pembicaraan yang berat. Ah sudah jam 12. Detik berlalu dengan sangat cepat. William terlihat sudah menghabiskan sisa kopinya dan dia mulai mengeluarkan kata-katanya.
"Aku harap pembicaraan ini hanya dugaan saja."
"Itu benar, jangan sampai pembicaraan ini tersebar sampai ke keluarga lain," Sebastian menambahkan.
"Kalau begitu aku pulang dulu. Terima kasih kopinya, aku tak tahu kamu kamu bisa membuat kopi seenak ini."
"Tuh kan William! Sudah kubilang kopi buatan Elia memang terbaik."
Kata-kata Sebastian membuatku malu. Padahal itu hanya secangkir kopi. Bukan perhiasan ataupun barang mahal lainnya.
"Itu benar! Kapan-kapan aku akan datang kesini. Kita akan minum bersama dan mengobrol sebagai sesama perempuan"
"Iya!"
Celica yang mengatakan seperti itu, membuat diriku seperti bangkit kembali. Aku tidak bisa menyangka bisa sedekat ini dengan mereka. Kupikir... Aku akan menemukan jalan kembali ke duniaku tanpa melewati ini semua.
Aku mengantar mereka bertiga sampai pintu depan rumah. Sebastian pulang bersama Celica. Kemudian disusul dengan William. Akhirnya mereka pulang setelah pembicaraan yang cukup panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Starts From Coffee
FantasyAku terbangun di dunia lain dan menjadi seorang putri duke yang kaya?!! Pada awalnya, Rani adalah seorang siswi yang baru lulus SMA. Dia terpaksa harus bekerja dan meninggalkan kampung halamannya. Neneknya yang merupakan satu-satunya keluarga yang...