Dia lahir ke dunia ini agar bisa menjadi gadis yang cantik dan bahagia. Ibunya menjaganya sampai kelahirannya dan mengorbankan dirinya agar putrinya bisa selamat. Saat itu, dia hidup dengan tidak dicintai oleh siapapun. Ayah yang merupakan satu-satunya darah dagingnya, mengabaikannya. Apalagi ibu tiri dan kakak laki-laki tirinya.
Hidupnya seperti itu, dari dia masih bayi hingga dia bertemu dengan seseorang. Seseorang yang menyapanya dan berbelas kasih kepadanya. Berteman dengan Erika, putri tunggal Keluarga Marquis Soloma, merupakan sesuatu yang indah menurutnya. Berteman dengan putri bangsawan yang lebih atas darinya, sangat tidaklah mudah. Dia dipergunakan oleh ayahnya demi keterikatan sesama keluarga bangsawan.
Dia mengetahui hal tersebut, tetapi dia merasa baik-baik saja. Karena masih memiliki sahabatnya, Erika. Hari-harinya yang dahulu tidak menyenangkan baginya, kini digantikan oleh teman berharganya. Namun dia tidak sadar bahwa dia juga dipergunakan oleh sahabatnya sendiri. Menjadi perantara sihir hitam dan dirinya dipergunakan sebagai tameng sahabatnya. Seolah-olah seperti dalang dari kejahatan ini semua.
"Kenapa dia berbuat seperti itu padaku?" kata Olivia.
"Abigail... Kukira kamulah yang akan merebut Erika... Maafkan aku...Maaf..." lanjut Olivia.
Pada awalnya, dia tidak percaya akan Abigail. Seolah-olah Abigail-lah yang akan merebut posisinya sebagai sahabat baik Erika. Namun pangkuan Abigail lah yang kini membuatnya merasa nyaman.
"Tidak apa. Aku memaafkanmu."
Abigail yang sama sekali tidak tertarik dengan pergaulan, memunculkan pertemanannya dengan Olivia.
Hari sudah larut menjelang malam. Aku menawarkan mereka makan malam, tepatnya setelah Olivia bercerita kepada kami. Tentu saja Xyrus sedang di taman dan William mungkin berada di perpustakaan. Jadi mereka berdua tidak terlihat saat kami berempat berkumpul. Abigail mengantar Olivia menggunakan kereta kudanya. Celica juga kembali ke kediamannya.
***
Tinggal dua minggu lagi, detik-detik pengadilan. Count Ronah mengatakan bahwa dia tidak memiliki hubungan apapun tentang barang sihir hitam ataupun atas kejahatan ini. Tentu saja tidak ada satupun anggota Keluarga Ronah yang bersalah. Putra Mahkota pun tahu bahwa Keluarga Ronah tidak bersalah.
William sedang bekerja di kamarnya. Aku pun berjalan-jalan ke taman dan melihat kuda yang baru dimandikan. Kudanya berwarna putih, bulunya pun terasa halus. Aku mengelusnya dan memeluk bagian kepalanya. Tiba-tiba aku mendengar suara gerbang yang dibuka.
Huh? Itu kan... Bendera kekaisaran?
Para pelayan yang sedang berada di taman, tampak sedang terburu-buru untuk masuk ke dalam kediaman. Aku mulai berjalan ke arah pintu utama, untuk menyapa seseorang yang berada di dalam kereta itu. Mungkinkah Putra Mahkota?
Oh.. benar. Rambutnya yang hitam pekat dan mata biru tuanya yang mirip seperti danau.
"Sagala keagungan dan berkat kepada Yang Mulia Putra Mahkota Darren Layor de Crein Baronimian."
"Tak kusangka, kamulah orang yang pertama kali aku jumpa, saat aku tiba disini."
Maksud dari perkataan itu apa? Apakah dia tercengang, karena bukan pelayanlah yang menyambut dia duluan? Kalau tidak salah Xyrus mengatakan bahwa Putra Mahkota akan datang kemari. Pasti membahas hal itu bukan?
"Kebetulan saya sedang berada di taman. Saya melihat kereta kuda Yang Mulia, maka dari itu saya menyambut anda disini. Silahkan masuk, Yang Mulia."
Dia masuk ditemani dengan ajudannya. Aku membawanya ke ruang tamu. Tampaknya, ruang itu sudah dipersiapkan dengan baik. Di meja sudah terdapat teko teh beserta cangkirnya, kotak gula, kue, dan biskuit lainnya.
"Aku ingin mencoba kopimu."
Apa? Sekarang juga?
"Baiklah Yang Mulia."
Aku menyuruh para pelayan untuk mengambil kembali teko teh dan kotak gulanya. Dengan tergesa-gesa, aku pergi ke dapur dan membuatkan seteko kopi. Tidak sampai 3 menit, aku sudah kembali ke ruang tamu. Dia sudah duduk di kursi yang sudah dipersiapkan. Ajudan pun berdiri di belakang. Kathy yang sedang memegang tekonya, menuangkan di cangkir kami berdua.
"Lady Arcarine."
"Apa apa Yang Mulia?"
"Apakah pengawalmu tidak selalu berada di sisimu?"
"Oh... saya tadi memintanya untuk mengerjakan sesuatu."
"Kalau begitu panggil dia kemari."
"Baik Yang Mulia."
Aku menyentuh tangan Kathy yang sedang menuangkan kopi untukku. Menggunakan pesan isyarat untuk memintanya membawa Xyrus kemari. Dia menaruh teko kopi di tengah-tengah meja. Lalu dia mengundurkan diri. Putra Mahkota mulai mencicipi tegukan pertama kopi itu. Tak lama setelahnya Xyrus pun datang.
Tok... tok...
"Masuklah Xyrus."
"Sagala keagungan dan berkat kepada Yang Mulia Putra Mahkota Darren Layor de Crein Baronimian. Saya menghadap Yang Mulia."
Wah.. Apa-apaan sikap Xyrus yang seperti ini?
Putra Mahkota menaruh cangkirnya kembali ke tempatnya. Xyrus yang masih diam dan membungkuk, tidak diperintahkan untuk
"Menurut pengawalmu, Keluarga Soloma adalah dalang dari semua kejadian ini. Jadi apa rencanamu Lady Arcarine?"
Saat ini dia sedang bertanya kepadaku? Apa yang harus kujawab? Apa aku berkata yang sejujurnya saja?
"Saat ini saya tidak memiliki rencana apapun."
"..."
Dia terdiam dan mulai meminum kopinya kembali. Apakah aku salah? Aku kan memang tidak memiliki rencana.
"Tetapi saya memiliki pendapat. Lady Ronah sama sekali tidak bersalah atas kejadian ini. Saya tahu bahwa anda terkena sihir hitam olehnya, tetapi dia sendiri dipergunakan oleh temannya dan dia juga memiliki banyak sihir hitam di dalam tubuhnya."
"..."
"Maafkan saya, perkataan saya memanglah lancang. Saya mendengar anda telah menemukan barang yang berisi sihir hitam. Saya tidak tahu benda itu harus digunakan seperti apa. Yang saya ketahui hanyalah, jika kita menghancurkannya Lady Ronah akan terbebas dari sihir hitam. Begitupun dengan sihir hitam yang lainnya juga akan lenyap. Saya juga benar-benar tidak tahu solusi dari permasalahan ini."
Setelah aku berbicara panjang kepada Putra Mahkota, dia tampak agak bingung dan sedikit mengerutkan alisnya. Walaupun dalam keadaan tubuhnya yang rileks akibat kopi itu, dia masih terbebani dengan tugasnya sebagai seorang Putra Mahkota. Xyrus yang diam pun akhirnya mulai berbicara. Kami berdua pun menengok ke arahnya.
"Yang Mulia. Saya tiba-tiba terpikir akan sesuatu hal."
"Katakanlah."
"Seperti yang anda ketahui, pengorbanan untuk mendapatkan sihir hitam diperlukan seseorang yang dapat menggunakan sihir hitam. Seseorang itu pasti adalah seorang penyihir, sama seperti saya. Jika kita menemukannya dan menangkapnya. Mungkin kita bisa jadikan dia sebagai bukti bahwa Keluarga soloma adalah dalang sesungguhnya."
"Bagaimana Yang Mulia?" kataku.
Aku melihatnya dalam keadaan berpikir keras. Bukankah ide Xyrus memang yang terbaik?
Tunggu, mengapa dia tidak mengatakan di hari saat Sebastian datang? Dari pada itu, apakah Putra Mahkota menyetujuinya?
"Tidak..."
Huh?
Apa yang saat ini tegah dipikirkan Putra Mahkota?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Starts From Coffee
FantasyAku terbangun di dunia lain dan menjadi seorang putri duke yang kaya?!! Pada awalnya, Rani adalah seorang siswi yang baru lulus SMA. Dia terpaksa harus bekerja dan meninggalkan kampung halamannya. Neneknya yang merupakan satu-satunya keluarga yang...