Bab 27

4.4K 444 0
                                    

Aula istana... Dipakai untuk berbagai acara hari penting dan konferensi dengan kerajaan lain. Kereta kudaku berhenti tepat di pintu utama aula. Menaiki sedikit tangga berlapiskan karpet merah yang menuju aula. Dua penjaga luar di pintu depan. Mereka menyeleksi orang yang hadir ke acara pesta ulang tahun ini.

Aku memasuki aula bersama ayahku. Ayahku terlihat rapi dan berkelas. Menggunakan seragam yang indah dan mencantumkan lambang keluarga di seragam itu. Aku memakai gaun berwarna merah. Tidak mencolok kan?

Aku baru memikirkannya sekarang. Merah itu berkhas warna yang mencolok sekali. Ditambah lagi dengan desain gaunku ini, berbeda dengan yang lainnya. Tampaknya semua orang yang memperhatikanku. Aduh... dipojok saja deh... Tapi sebelum itu, aku harus memberi ucapan selamat kepada putra mahkota.

Ruangan yang besar dan mewah. Penuh dengan jamuan yang berkelas dan dekorasi yang indah. Penuh lampu- lampu besar dan bercahaya. Aku sedang berdiri di tengah-tengah itu semua. Terdapat banyak pintu kaca yang mirip dengan jendela besar di pinggir kanan dan kiri aula. Pintu itu mengarah ke taman istana. Bisa dibilang, aula ini terletak di tengah taman istana yang besar.

Nampaknya aku memberi perhatian kepada banyak orang. Jika berjalan lurus kedepan setelah pintu utama, disitulah berdiri 2 singgasana. Masing-masing diduduki oleh Raja dan putra mahkota. Sekarang, aku dan ayahku berdiri di depan mereka. Tampaknya baginda raja muncul rasa penasaran di mukanya terhadapku. Kami membungkuk di hadapan mereka.

"Segala berkat dan keagungan kepada Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Putra Mahkota. Keluarga Arcarine menghadap baginda Kaisar Dominic Lander de Crein Baronimian dan Putra Mahkota Darren Layor de Crein Baronimian. Terima kasih, karena telah mengundang kami ke acara ini."

"Terima kasih kembali temanku, Ray, karena sudah datang bersama putrinya yang cantik. Hari ini penampilan putrimu terlihat berbeda dari yang lainnya."

Baginda raja memanggil ayahku dengan nama depannya. Tak kusangka baginda dan ayah memiliki hubungan yang erat. Aku pun menjawab pernyataan baginda Raja.

"Terima kasih atas pujiannya Yang Mulia. Saya ingin mencoba hal yang baru di hari yang indah ini."

"Benar, saya juga terkejut melihat putri saya berpenampilan berbeda dari biasanya."

Ayah segera menambahkan omonganku. Omongan ayah saat ini membuatku malu. Ternyata ayah melihatku berbeda dari biasanya.

"Oh jadi begitu ya... baiklah, baiklah. Silahkan nikmati jamuannya."

"Sebelumnya itu, saya mewakili Keluarga Arcarine memberikan ucapan selamat kepada Yang Mulia Putra Mahkota. Yang Mulia Putra Mahkota telah memasuki umurnya yang ke 20 tahun. Semoga selalu diberikan umur yang panjang dan diberikan kelancaran dalam hal mengelola kekaisaran suatu saat nanti."

Kami membungkuk saat ayah memberikan ucapan selamat itu. Kemudian putra mahkota memberikan ucapan terima kasih.

"Terima kasih atas ucapannya Tuan Duke Arcarine dan juga Lady Arcarine."

Aku berfikir, dia memiliki ekspresi yang berbeda. Wajahnya terlihat datar. Tidak senang saat hari bahagianya dan tidak menjengkelkan seperti saat dia bertemu denganku kemarin hari.

Seperti ada sesuatu bayangan yang mengikutiku dari belakang. Suara sepatu tinggi! Kemudian aku segera menoleh. Namun sepertinya aku terlambat menoleh. Tanganku dipegang duluan oleh seseorang. Siapa? Oh rambutnya harum.. Celica?!

Dia berpenampilan cantik dan manis. Dia mengenakan gaun pink dan aksesoris bunga mawar yang dibelinya kemarin saat pergi bersamaku ke kota.

"Elia!"

Dia masih menggenggam tanganku...

"Elia! kamu cantik sekali!"

Dia berbicara secara terus terang. Perhatian orang mulai melihat ke arahku saat Celica berbicara keras-keras.

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang