Seorang laki-laki yang kutemui sebelumnya di dekat taman kota. Laki-laki yang aneh... Dia bilang sedang membuntutiku???
"Oke, oke biar kuperjelas. Kamu ini membuntutiku sejak kapan"
Tunggu kenapa aku menanyakan hal seperti itu???
"Sejak pertama kali kita bertemu"
Oke... Ini benar-benar lelaki yang asing dan aneh pula. Nada bicaranya seolah-olah tidak bersalah. Apalagi aku sedang di perpustakaan yang tertutup. Oh.. tidak... dia mendekatiku. Aku harus apa??
"Kamu..."
"Lepaskan..."
Apa dia barusan memegang tanganku tampa izin??
"Biar kuperjelas, aku adalah putri dari kediaman ini. Tak kuizinkan kau pergi masuk seenaknya di sini. Jangan harap kau bisa melakukan sesuatu terhadapku!"
"Kalau begitu berikan aku tempat tinggal"
Hah? tempat tinggal, kukira dia meminta sesuatu yang aneh.. Apa dia tidak punya rumah? Oiya.. dia tidur di atas pohon.
"Seperti yang kulihat, semenjak aku membuntutimu, kamu sangat baik terhadap pelayan.... Bahkan kau menguras tenagamu untuk membuatkan kopi untuk mereka semua. Lagi pula..."
Dia mendekatiku dengan tubuhnya yang condong kedepan. Aku bisa merasakan bahwa wajahku dan wajahnya dekat. Melihat poni putihnya nya yang menjuntai dan mata merahnya, membuatku tak bisa berkata apa-apa.
"Lagi pula kau harus berhutang, karena telah menginjak jubahku. Asal kau tahu jubah ini bukan sembarangan jubah. Ini jubah antik."
Walaupun dia bilang seperti itu, itu terlihat seperti jubah biasa. Hitam, tak ada coraknya sama sekali...
"Hmm... aku juga tidak punya pekerjaan. Ah! mungkin aku bisa bekerja disini sebagai pengawal."
"Pengawal? Apa kamu bisa bermain pedang?"
"Pedang katamu? pfft..."
Apa-apaan sikapnya itu ?? Jelas-jelas dia tertawa kecil. Memangnya omonganku saat ini adalah sebuah candaan?
"Aku adalah seorang penyihir paling berbakat di Kerajaan Aquismist"
"Kamu seorang penyihir?"
Mendengar dia adalah seorang penyihir. Pikiran bahwa dia orang aneh langsung terolehkan. Aku belum pernah melihat penyihir sebelumnya. Tadi dia bilang berasal dari Kerajaan Aquismist? Kalau tidak salah Kerajaan Aquismist cukup terkenal dengan sihirnya... Bahkan kerjaan itu termasuk kerajaan yang paling kaya.
"Lalu untuk apa kamu disini? Sudah pasti keahlianmu itu dibutuhkan disana... Jangan-jangan kau seorang kriminal. Aku tidak mau seorang kriminal berada di rumahku. Sana kamu per-"
"Aku bukan kriminal. Meninggalkan kerajaanku, agar aku bisa bebas. Kau tahu disana aku diperlakukan sebagai alat. Seperti yang kulihat, selama ini aku mengembara"
"Maksudmu tidur di atas pohon?"
"Bukan itu maksudku!"
"Owh? pfft..."
Apakah aku sedang menggodanya? Rupanya dia sedang kesal.
"Intinya izinkan aku bekerja disini. Kau juga telah menginjak jubahku, jubahku ini adalah pelindung sihir yang kuat! Sangat langka kau tahu! Saat kau bertanya 'apa mau kugantikan', tentu saja tidak bisa, dan ini tak bisa dicuci! Yah... walaupun kotor, masih bisa berguna, namun ini beperngaruh terhadap penampilanku."
Mendengar dari ocehannya pun... Aku mulai merasa bersalah. Tapi orang ini maksakan dirinya...
"Kalau kau mempekerjakanku, kamu tak usah menggantinya. Sepertinya juga kau tuan yang baik."
Aku berfikir, mengapa aku ingin menolong orang ini. Orang aneh, pengangguran, seenaknya, seorang penguntit, berkata kasar, tapi penyihir sih... Boleh juga kalau kujadikan pengawal. Tapi harus bilang ke ayah. Aku izinkan dia menginap dulu ya?
"Baiklah... baikalah... Kamu boleh tinggal dulu, tapi aku tidak janji mempekerjakanmu"
Aku menghela hafas dihadapannya sambil memegang kepalaku. Kemudian dengan santainya dia mendongak keatas.
"Kalau aku tidak dipekerjakan, kau harus lela membayar dengan nyawamu saat ini"
Dia mengatakan hal itu dengan nada yang tajam
"Hah ! Apaa?? Iya, iya, baiklah, sebelum itu kamu harus memanggilku dengan sopan. Jangan pakai sebutan kau. Jangan berbicara dengan nada kasar tahu! Sopan santun ! mengerti."
Orang ini gila... Sampai-sampai aku diancam olehnya.
"Kalau bisa ya :)"
"Ikut aku!"
Aku berjalan dengan pikiran yang membebaniku, sekaligus rasa kesal. Orang misterius yang aneh dan seorang penguntit menyebalkan. Aku pun berjalan cepat ke kamarku, semoga Kathy masih ada.
"Xyrus..."
"Apa?"
Tiba-tiba dia mengatakan sebuah nama. Kami berjalan berbeda jauh langkahnya. Walaupun dengan suara yang biasa saja, tapi terdengar jelas. Aku pun menoleh kepadanya...
"Namaku Xyrus, kamu bisa memanggilku begitu."
Oh begitu ya.... Rupanya kita belum mengenalkan diri masing-masing... Aku teralu lelah berbicara dengan orang ini, sampai belum memberitahu namaku sendiri.
"Namaku Elia Kynn la Arcarine, kamu bisa memanggilku Elia"
Dia tak menjawab dan aku pun meneruskan jalanku. Saat aku bertemu Kathy, Kathy tersentak dan bermuka masam. Kemudian dia menarik tanganku dan seolah-olah menebunyikanku di belakan punggungnya.
"Siapa kamu?!"
Suara Kathy begitu keras..
"Kathy, jangan keras-keras nanti orang lain datang kesini", kataku
Seketika tiga orang pelayan datang karena teriakan Kathy.
"Ada apa nona? Tadi aku mendengar suara datang dari arah sini", kata seorang pelayan sambil terengah-engah.
"Ahh.. siapa itu?", kata salah satu pelayan
"Apakah kalian bisa diam, orang ini adalah pengelana, aku mengenalnya. Kathy biarkan dia tidur disini sementara."
"Apa? Itu tidak bisa nona! dia berpakaian aneh dan-"
"Aku tahu Kathy, tapi aku jamin dia orang baik. Dia juga temanku. Dia akan jadi pengawalku, setelah aku bicara pada ayah. Dia diusir dari rumahnya...Kumohon..."
"Hei, hei... diusir dari rumahnya? Lebih tepatnya aku pergi dari rumah tau!", ucap Xyrus.
"Ya.. sama saja kan intinya?", ucapku
"Baiklah nona, kalau itu kemauan nona"
Dia berjalan menuju Xyrus dan segera melihat kamar yang kosong.
"Ikut aku tuan."
"Baiklah"
Aku pun berjalan menuju Kathy. Tiga orang pelayan yang tadi pun segera meningalkan koridor itu. Setelah Xyrus memasuki ruangannya, aku mengatakan bahwa 'tetap diam di kamar ini sampai aku datang kesini saat pagi hari'. Kemudian aku meninggalkan kamarnya dan menuju kamarku.
Kathy merasa resah, melihatku membawa orang asing. Iya sih... Seorang penguntit yang tidak tahu asal usulnya. Aku menenangkan Kathy. Walaupun begitu, terdengar Kathy membawa beberapa pengawal di taman dan datang untuk mengawasi di luar kamarku. Baguslah kalau begitu. Tetapi kenapa aku merasa risih saja ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Starts From Coffee
FantasyAku terbangun di dunia lain dan menjadi seorang putri duke yang kaya?!! Pada awalnya, Rani adalah seorang siswi yang baru lulus SMA. Dia terpaksa harus bekerja dan meninggalkan kampung halamannya. Neneknya yang merupakan satu-satunya keluarga yang...