10

28.4K 2.5K 112
                                    


S

inar matahari yang menembus celah-celah ventilasi mampu membangunkan Jeffrey dari tidurnya, ia melirik jam di sampingnya, pukul enam. Setelah sholat subuh Rara dan Jeffrey memang memutuskan untuk kembali tidur sejenak karena masih merasa lelah.

Jeffrey menoleh ke arah samping, tampak kosong, ia beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan wajahnya, setelah itu ia berniat mencari keberadaan istrinya.

Ia melangkah menuju dapur, dari kejauhan Jeffrey melihat Rara sedang duduk di bangku meja makan sembari menulis sesuatu yang entah apa isinya.

"Hei lagi ngapain?"

"Hei selamat pagi, Mas."

Rara menoleh kearah Jeffrey sambil tersenyum lebar, kemudian mengambil segelas air putih hangat untuk suaminya. Jeffrey menarik bangku di depan Rara untuk ia duduki.

"Lagi nulis apa, Ra?"

"Nyalin catatan dari bibi untuk belanja bulanan."

"Oh iya, hari ini emang waktunya belanja bulanan. Maaf ya hari pertama udah dibuat repot."

Rara terkekeh mendengar penuturan Jeffrey, hanya perihal belanja bulanan Jeffrey sampai meminta maaf.

"Ya ampun, gapapa, Mas."

"Kamu udah ketemu bibi sama mba Danti?"

"Udah tadi,"

"Mereka dimana?"

"Tadi katanya mau bersihin halaman belakang." Jeffrey mengangguk-anggukan kepalanya membalas ucapan Rara.

"Mas di kulkas hanya ada telor, sarapan itu gak apa?"

"Jangan masak. Kita makan bubur aja yuk didepan komplek sekalian jalan pagi, gimana?"

"Hmm boleh, sekarang?"
Jeffrey mengangguk membalas pertanyaan Rara.

"Oke Rara ambil cardigan sama kerudung dulu ya, Mas."




Setelah berpamitan pada asisten rumah tangganya, Rara dan Jeffrey beriringan berjalan keluar rumah. Kawasan di sekitar komplek Jeffrey tinggal memang masih terlihat asri dan banyak pepohonan.

Komplek perumahan di tempat Jeffrey tinggal memang bukan komplek perumahan elit, melainkan komplek perumahan biasa, walaupun memang rumah Jefffrey menjadi salah satu rumah yang paling menonjol di kawasan komplek tersebut.

Keduanya berjalan beriringan dan saling diam, masih memilah topik yang menarik di bahas antara satu sama lain.

"Rara?"

"Iya?"

"Saya boleh gandeng?"

Jeffrey tampak malu-malu, sedangkan Rara hanya terkekeh melihat Jeffrey, tanpa membalas ucapan suaminya, Rara menggandeng lengan bawah suaminya terlebih dahulu, Rara juga dapat merasakan bahwa suaminya itu cukup kaget dengan tingkahnya.

Keduanya berbincang ringan sembari berjalan santai, beberapa tetangga di sekitar rumah Jeffrey menyapa keduanya dengan ramah dan tak lupa mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.

"Mas, dulu waktu pas masih kuliah Rara sering iri liat Yola sama Dhea pacaran."

"Oh ya? Apa yang di iriin?"

"Banyak, salah satunya ini nih, tiap jalan ke Mall pasti selalu double date dan itu Rara pastinya sendiri, selama jalan juga mereka di gandeng pacarnya terus Rara di belakang kayak babunya mereka tau, Mas."

"Udah tau pasti sendiri kenapa malah ikut?"

"Kalo gak ditraktir juga Rara gak mau ikut, Mas."

"Kenapa gak cari pacar aja waktu itu."

Dilamar✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang