Hi! Terima kasih atas dukungan nya, jangan lupa vomment-nya yaaa.
Ada kritik dan saran?
Selamat membaca!
Setelah sampai rumah, Rara dan Jeffrey langsung menuju kamar dan mandi, perihal bekas lipstick tadi dan hilangnya cincin Jeffrey menyebabkan perang dingin diantara keduanya.
"Sholat Maghrib dimana?" Jeffrey yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk menoleh ke arah Rara.
"Di rumah aja." Rara mengangguk, menyerahkan sehelai baju dan celana ke arah Jeffrey.
"Mas sholat duluan aja. Nanti Rara sholat sama bibi dan Mba Danti sehabis masak."
"No! Jadi Ma'mum aku."Jeffrey meraih pergelangan tangan Rara, menahannya yang hampir beranjak.
"Rara mau masak dulu, mas Jeffrey."
"Ra." Jeffrey menatap Rara dengan dingin, semarah apapun, nyali nya akan ciut apabila Jeffrey marah.
Dengan sedikit menghentakkan kakinya ia beranjak mengambil wudhu ke kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, Rara menatap punggung lebar Jeffrey yang tengah berdiri membelakanginya dengan pakaian lengkap untuk sholat, Jeffrey juga sudah menghamparkan sajadah untuknya dan meletakan mukena diatas sana.
"Gak mau duduk aja sholat nya?"
"Rara masih mampu."
"Yaudah, buruan."
Setelah selesai melaksanakan sholat, Jeffrey memutar badannya menghadap belakang, mendekati Rara dan mengecup keningnya cukup lama.
"Sorry." Jeffrey dapat merasakan Rara yang mengangguk samar, memundurkan badanya dan menatap wajah Rara.
"Kenapa langsung di buka mukenanya?"
"Gerah."
"Ambil wudhu lagi yuk? Abis itu ngaji bareng." Rara sontak menggeleng, ia mengipas-ngipaskan tangannya mencari hembusan angin dari sana.
Padahal baru saja mandi, tapi keringat sudah berjatuhan dipelilisnya, siapa pun yang melihat Rara saat ini pasti juga akan terasa bagaimana gerahnya ia, termasuk Jeffrey.
"Mau masak makan malam, abis isya aja."
"Yaudah, mas kuncir ya rambutnya ya?" Rara hanya terdiam membiarkan Jeffrey mengikat rambutnya.
"Mas tuh gak marah, mas cuma pengen Rara itu gak ceroboh lagi."
"Rara gak suka disalah-salahin kayak gitu."
"Itu nggak nyalahin, Rara. Mas cuma kasi tau kamu biar gak ceroboh dan gak lupaan lagi."
"Kalo beneran hilang?"
"Beli baru, yang sepasang juga sama kamu." Jeffrey tersenyum dari arah belakang.
"Yang mas gak habis pikir, kenapa tadi kamu bisa gak liat kalo ada lipstick?"
"Mas mau salahin Rara lagi ya?"
"Enggak, ya ampun-"
"Rara mau masak, ini udah telat banget."
Jeffrey hanya memandang punggung Rara yang mulai menjauh, membuang nafas dengan kasar, semudah itu mood Rara untuk berubah.
Belum sampai lima menit setelah kepergian Rara, Jeffrey mendengar suara istrinya itu dari arah dapur, tanpa pikir panjang Jeffrey langsung menyusul Rara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamar✓
Fanfiction❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...