❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...
"Beneran deh, Mas, mending kamu mandi biar seger."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeffrey dengan kaos hitam andalannya dan juga sarung kotak-kotak yang ia gunakan untuk sholat subuh tadi, sedang menyenderkan badannya di pantry dapur sembari melipat kedua tangannya dan terus memperhatikan gerak-gerik Rara.
Semenjak tadi malam, Jeffrey benar-benar tidak ingin lepas pandang dari Rara.
"Nanti aja. Kamu juga belum mandi kan?"
"Iya, habis masak baru Rara mandi, Mas."
Rara masih melanjutkan acara masaknya tanpa menghiraukan Jeffrey.
"Ra, gak pengen sesuatu?" Rara menghela napas berat, Jeffrey menanyakan sesuatu yang sama berulang kali.
"Ya Allah, engga Mas."
"Mual ga?"
"Engga juga, Mas."
"Kok kamu gak ngidam gitu sih?" Bibi yang berada diantara keduanya hanya terkekeh.
"Bi, coba jelasin deh ke bapak satu ini."
"Heheh. Yang ngidam itu bukan Bu Rara, tapi Pak Jeffrey." Jeffrey hanya mengernyitkan dahinya.
"Loh, yang hamil kan Rara, bukan saya."
"Bapak kan ayahnya si bayi, mungkin dia mau nyapa ayahnya dulu."
"Masa sih, Bi?"
"Bi, lanjutin ini dulu, saya mau mandiin ayahnya si bayi dulu biar segeran." Rara mengandeng tangan Jeffrey tampak Jeffrey tersenyum puas.
"Rara boleh pergi nya jam berapa, Mas?"
"Habis ashar sampe sebelum Maghrib."
"Pendek banget waktunya."
"Ya gapapa, biar waktu berduaan kita lebih lama."
"Ini, bajunya disini ya, jangan lama mandinya." Rara berbalik dari Jeffrey tapi tangannya segera ditahan oleh Jeffrey.
"Kamu juga belum mandi kan?"
"Iya, tapi Rara gak mau mandi bareng."
"Bukan—hmm...Mas janji gak ngapa-ngapain, Mas cuma khawatir aja kamu mandi sendiri, lantainya kan licin."
Rara kembali menghela napas dengan berat, ia tidak menyangka bahwa kehamilan nya ini mengundang sifat protektif suaminya untuk keluar.
"Mas, Rara ngerti kalo Mas khawatir, Rara juga seneng kalo Mas siap siaga, tapi jangan berlebihan, Rara rasanya terkekang." Rara mengelus dada Jeffrey dengan lembut, mencoba memberi pengertian sehalus mungkin.