Hi! Terima kasih udah mau mampir, jangan lupa vomment-nya yaaa!
Terima kasih juga untuk dukungannya:)Selama membaca!
⚠️
Pagi hari, hal yang pertama Rara dengar adalah detak jantung Jeffrey. Rara yang masih bersandar didadanya sama sekali belum berniat untuk bergerak.
Ia mendongak agar bisa melihat wajah Jeffrey, ia mengamati satu persatu bagian dari wajah Jeffrey.
Jika ia diberi waktu bertahun-tahun hanya untuk mengamati wajah Jeffrey, maka Rara akan sangat percaya diri mengatakan bahwa ia sanggup.
Jeffrey satu-satunya lelaki tampan yang pernah ia temui, benar-benar tampan, bahkan nyaris sempurna menurutnya.
Bibir lembab Jeffrey, membuatnya bergerak untuk mencuri satu kecupan dari bibir manis itu.
Hanya sekilas, Rara dengan cepat menarik wajahnya, dan terlihat Jeffrey menarik kedua ujung bibirnya untuk melawan gravitasi dengan sangat lebar sehingga membuat dua lesung di pipinya tercetak jelas.
"Oh beneran udah gak marah lagi nih kayaknya." Jeffrey membuka perlahan kedua matanya dan melihat muka Rara yang sudah memerah.
"Mas mau Rara marah terus?"
"Ya enggak dong."
"Rara ngiler malam ini." Rara menyengir dan memutar badannya untuk menghadap Jeffrey.
"Coba lihat, baju mas Jeffrey ada pulaunya." Suara Rara semakin memelan, kemudian disambut tawa oleh Jeffrey.
"Alhamdulillah, berarti tidurnya nyenyak kan?" Ujar Jeffrey dengan lembut, kemudian tangannya bergerak untuk mengusap-usap punggung Rara.
"Kenapa mas pagi ini ganteng banget?"
"Kenapa pagi ini kamu random banget?" Rara terkekeh ketika Jeffrey membalikan pertanyaan.
"Hahah. Lagi pengen aja."
"Tahajjud yuk."
"Rara izin tahajjud dulu ya hari ini, masih ngantuk." Jeffrey tersenyum kemudian mencubit hidung Rara dengan gemas.
"Sholat wajib gak boleh malas-malasan kayak gini juga ya." Jeffrey bergerak turun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk wudhu'.
Rara mengamati bagaimana khusyu' Jeffrey ketika sholat dan bermunajat, benar-benar pemandangan yang sangat indah menurutnya.
"Katanya masih ngantuk, kenapa gak lanjut tidur."
"Nungguin Mas Jeffrey." Jeffrey melirik sekilas jam dinding.
"Tanggung, sebentar lagi subuh." Jeffrey duduk disisi Rara dengan Al-Qur'an ditangan kanannya.
"Mas bacain Maryam ya, biar lancar persalinannya." Sebelah tangan Jeffrey menyentuh perut Rara.
Bayangkan suara berat nan halus dari Jeffrey saat melantunkan surah Maryam, Rara dibuat jatuh cinta berkali-kali.
Seolah lupa bagaimana sikap Jeffrey kemarin padanya, ia mencoba terbuka untuk keadaan sekarang dan melupakan hal yang telah lalu.
Saking menikmati, Rara tidak terima bahwa surah itu sudah habis Jeffrey baca, serentak dengan terdengarnya kumandang azan dari masjid.
"Wudhu dulu, Rara."
"Mas, sholat duluan ya, nanti Rara nyusul."
"A'udzu billahi minasy syaithonir rojiim" Jeffrey meletakan tangan kanannya di ubun-ubun kepala Rara.
![](https://img.wattpad.com/cover/189082692-288-k81797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamar✓
Fanfiction❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...