Hai! Alhamdulillah 'ala kulli haal. Chapter kemaren rame bangett, makasii banyak yaaa.
Jangan lupa vomment-nya, dan selamat membaca!⚠️
Rara duduk menyandar di sofa ruang tengah untuk menunggu suaminya pulang bekerja. Ada sesuatu yang mendesak dirinya sehingga membuatnya berpikir keras untuk mengambil keputusan yang tepat.
Ia menggenggam ponselnya dengar erat, ia bingung harus mengabari siapa untuk memenuhi keinginannya saat ini.
Karena tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, maka dari itu, Rara memutuskan untuk menghubungi Jeffrey.
Tidak menunggu waktu lama, panggilannya langsung terhubung ke Jeffrey.
"Assalamualaikum, sayang. Kenapa?"
"Mas dimana?"
"Lagi dijalan, sebentar lagi sampe."
"Si dedek, pengen sesuatu nih."
"Dedeknya atau bundanya nih yang kepengen?"
"Dedek nya, bundanya cuma pengen ayahnya cepet sampe rumah aja." Rara dapat mendengar kekehan dari sebrang sana.
"Yaudah, tanggung udah mau sampe rumah nih, untuk punya dedeknya, abis magrib aja ya ayah beliin."
"Mas~ beliin sekarang aja." Rara sedikit merengek, hasratnya itu benar-benar sudah mendesaknya.
"Udah mau Maghrib ini, sayang."
"Mas singgah di masjid aja nanti."
"Mas belum mandi sayang."
"Keringat kan bukan najis. Rara udah kepengen banget.
"Yaudah apa?"
"Gak jadi ah, mas nya gak ikhlas kayak begitu.
"Ya Allah, sebutin aja pengennya apa?"
"Buah-buahan, martabak sama jajanan yang biasanya Rara beli."
"Oke, tunggu yaa."
"Mas, tapi Rara maunya martabak yang deket MA, boleh ya mas? Boleh dong yaa? Oke boleh. Terima kasih, mas sayang, Rara tungguin. Assalamualaikum."
Sebelum mendapat negosiasi untuk membeli martabak yang jaraknya lebih dekat dari Jeffrey, Rara dengen cepat memutuskan panggilannya kemudian terkikik geli karena ulahnya sendiri.
Setelah sholat isya, Rara kembali ke ruang tengah, berniat menyambut kedatangan Jeffrey, sudah hampir pukul delapan malam, tetapi batang hidung suaminya masih belum terlihat juga.
"Assalamualaikum." Rara yang mendengar suara Jeffrey langsung beranjak menyusul Jeffrey untuk menyambutnya.
Terlihat Jeffrey membawa beberapa kantong kresek di tangannya, membuat Rara antusias dan mengalihkan perhatian nya dari Jeffrey.
Rara mengambil alih kantong-kantong itu dari tangan Jeffrey, membuat laki-laki itu bedecak kesal. Jeffrey berharap kedatangannya saat pulang kerja disambut pelukan hangat dari Rara, tetapi kehadirannya kalah telak dibandingkan keinginan Rara yang baru saja ia beli.
"Suaminya gak dihirauin, jahat banget."
"Hahah. Sini peluk dulu." Jeffrey langsung mendekap Rara.
Rara mendorong tubuh Jeffrey dengan tiba-tiba dan menjatuhkan berapa kantong yang sebelumnya ia pegang sehingga berserakan jatuh ke lantai.
Indera penciuman Rara menangkap sesuatu yang seketika membuat isi perutnya mendesak untuk keluar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamar✓
Fanfiction❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...