❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...
Rasanya belum sampai satu jam keduanya terlelap tidur, suara dering ponsel dari sebelah Jeffrey membangunkan keduanya.
"Oke saya kesana sekarang." hanya itu yang Rara dengar karena nyawa nya belum sepenuhnya terkumpul.
Pergerakan cepat dari Jeffrey seketika langsung membuatnya tersadar.
Jeffrey bergerak mengambil jaket yang menggantung di lemari baju nya dan menggapai kunci mobil.
"Mas, mau kemana?"
"Rumah sakit."
"Jangan pergi, Rara gak berani sendiri."
"Ra, aku punya operasi darurat, aku harus kesana sekarang."
"Mas, tolong disini aja, minta gantiin sama dokter lain."
"Rumah aku yang paling deket dari rumah sakit, gak bisa." Jeffrey kemudian berjalan dengan terburu kearah pintu.
"Demi Allah Mas, Rara gak berani sendiri disini!" Jeffrey berbalik menatap Rara dengan nyalang.
"Kamu tau aku gak suka sikap yang kekanak-kanakan?"
"Iya Rara tau, tapi tolong jangan pergi Rara gak berani sendiri."
"Terus aku harus turutin rasa takut kamu dan ngebiarin orang lain meninggal karena gak segera ditangani sama aku? Iya?!"
"Kamu egois, mas! Buat apa nikahin aku kalo ujung-ujungnya aku ini bukan prioritas kamu?!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Berani kamu naikin nada bicara kamu?" Jeffrey berjalan mendekat kearah Rara yang berdiri sekitar dua meter dari tempat nya dan ia masih memasang tatapan dingin.
"Kamu benar-benar egois! Gak pernah mikirin perasaan aku!"
"Terserah, kamu tau aku dokter dan aku udah pernah disumpah dan janji untuk ngutamain kesehatan pasien-pasien?"
"Mas kira waktu Mas nikahin Rara Mas gak ngucap janji? Apa sumpah dokter kamu lebih penting? Lebih jadi prioritas kamu?"
"Kamu benar-benar bisa bikin orang meninggal, Ra. Buang-buang waktu aku."
Jeffrey berjalan kearah lemari pakaian Rara dan mengambil jaket serta kerudung Rara dengan kasar.
Brak
Rara sedikit tersentak mendengar pintu lemari ditutup Jeffrey dengan keras. Jeffrey melempar jaket dan kerudung Rara dengan sembarang arah.
"Pake. Dan ikut aku."
Memang benar jarak antar rumah Jeffrey lumayan dekat dengan rumah sakit, saat tiba dirumah sakit Jeffrey langsung disambut para perawat yang sedari tadi menunggu kehadirannya.