21

21K 1.8K 51
                                    

Hi! chapter ini begitu random :'). Makasih udah bersedia mampir dicerita ini, maaf kalo ada banyak typo ataupun ada kata-kata yang kurang pas.

Selamat membaca^^









Senin pagi ini, Rara dan Jeffrey terlihat agak ricuh, pasalnya Jeffrey harus berangkat lebih pagi.

"Ra, cepetan milih bajunya." Jeffrey yang sedang menggunakan bathrobe mondar-mandir disekitar Rara.

"Iya ini, kemejanya di pake dulu. Celananya harus di setrika lagi nih, garis lipetannya masih kelihatan."

"Udah, gak usah. Gak ada orang yang ngelihat sampe sedetail kamu." Jeffrey mengambil kemejanya kemudian langsung memakainya.

"Mas, kenapa gak bilang dari semalem sih? Kan bisa Rara siapin bajunya dari semalem." Ujar Rara seraya mengancingkan kemeja Jeffrey.

"Udah jangan ngomel mulu. Jam tangan Mas, sayang. Tolong ambilin."

"Yang mana?"

"Pojok kiri baris ke 4." Rara dengan segera mengambil jam tangan sesuai intrupsi dari Jeffrey.

"Masih sempet sarapan ga?" Jeffrey yang sedang menyisir rambutnya kemudian melirik singkat jam di pergelangan tangannya.

"Gak keburu kayaknya."

"Oke, jadiin bekal aja ya, sampe rumah sakit harus dimakan. Kalo udah selesai turun kebawah ya, tas juga nanti sekalian Rara yang bawain." Jeffrey mengangguk paham kemudian Rara beranjak turun kebawah untuk menyiapkan bekal Jeffrey.

"Sayang, udah?"

"Udah, nanti jangan lupa dimakan ya Mas."

"Kamu ga sekalian Mas anter aja?"

"Nggak usah, ini masih kepagian." ucap Rara seraya memasukan kotak bekal ke tas milik Jeffrey, kemudian menyerahkan kepada Jeffrey.

"Nanti hati-hati ya kamu." Jeffrey mengusak puncak kepala Rara dengan lembut.

"Mas juga, semangat ya kerjanya!" Rara melemparkan senyum termanis nya untuk Jeffrey. Kemudian mendekap Jeffrey.

"Kamu juga, Assalamualaikum." Rara mencium punggung tangan Jeffrey kemudian di kecup juga dahi Rara dengan lembut oleh Jeffrey.

"Waalaaikumsalam." Rara melambaikan tangan saat Jeffrey mulai melangkah jauh dari nya.

Selepas Jeffrey pergi, kini giliran Rara yang bersiap diri untuk berangkat bekerja.












'Assalamualaikum, Mas Rey?"

'Waalaikumsalam. kenapa, Ra?'

'Rara lagi dirumah sakit nih.'

'Heh kamu sakit? Atau gimana?'

'Nggak, Rara tadi abis jengukin murid Rara. Mas sibuk gak?'

'Lagi istirahat ini. Mau kesini?'

'Iya, Rara otw ya!'

Rara segera menuju ruangan Jeffrey beberapa perawat yang sudah kenal menyapa Rara dengan hangat. Saat sudah sampai didepan ruang kerja Jeffrey, Rara dengan segera membuka pintunya sehingga  membuat Jeffrey terperanjat kaget.

"Hai mas!" sapa Rara dengan menampakkan senyum lebar.

"Hai, duduk sini!" Jeffrey mengintrupsi Rara untuk duduk didepannya kemudian menatap Rara sambil menopang dagunya.

"Lain kali pintunya diketuk dulu ya, sayang. Kalo misal ada orang yang lagi konsultasi terus kamu tiba-tiba masuk kan nanti kamu nya malu. Paham?"

"Maaf, mas."

Dilamar✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang