24

18.3K 1.6K 54
                                    

Hi! Alhamdulillah kayaknya banyak kedatangan readers baru ^^  Jangan lupa tinggalin jejak yaaa!

Selamat Membaca:D
















Hamparan  bintang di langit malam ataupun senja oranye di penghujung sore bukan lagi menjadi pemandangan favorit Rara setelah menikah.

Wajah tenang Jeffrey saat tidur. Kini menjadi bagian favorit Rara.

Rara memandang Jeffrey dengan dalam, membuat nya tidak menyangka lelaki didepannya ini adalah miliknya. Selalu begitu.

"Beneran gak sih kalo ini punya Rara?" Rara bergumam pelan seraya menyentuh wajah Jeffrey dengan lembut.

"Punya Allah, tapi untuk Rara." Rara menarik jarinya dari wajah Jeffrey begitu mendengar sahutan dari suaminya.

Jeffrey membuka pelan matanya seraya tersenyum lembut kemudian menarik pinggang Rara untuk menepis jarak diantara keduanya.

Jeffrey membuka pelan matanya seraya tersenyum lembut kemudian menarik pinggang Rara untuk menepis jarak diantara keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, Rara ganggu ya?"

"Nggak, emangnya ini jam berapa?"

"Jam 2. Mas lanjutin aja tidurnya."

"Gak ngantuk lagi."

Suara serak Jeffrey saat baru bangun tidur benar-benar tak ada bandingan. Rara suka itu.

"Kenapa bangun jam segini?"

"Gak tau, kayaknya tadi tidurnya terlalu awal jadinya bangun jam segini."

Jeffrey tersenyum mengelus surai Rara tangan sebelahnya turun untuk mengelus perut Rara dengan lembut.

"Kapan ya dedek bayinya mau mampir?"

Muka Rara memerah, entah kenapa ia tersipu. Rara sangat membenarkan ucapan orang lain yang mengatakan bahwa ia mudah terbawa perasaan. Itu memang benar adanya.

Melihat cincin yang sepasang dengan yang ia kenakan melingkar di jari Jeffrey saja sudah mampu membuatnya tersenyum malu.

Perempuan itu, memang selalu lemah hatinya.

"Nanti ya, ayah. Ayah sama bundanya kan lagi sibuk, kalo udah gak sibuk, insyaallah akan mampir kok." ujar Rara seraya menirukan suara anak kecil.

"Gemes banget!"

Rara menggemaskan menurut Jeffrey. Membuatnya mengecup seluruh bagian di wajah Rara. Kemudian mendusel pada leher Rara. Rara kegelian sehingga suara tawanya menggelegar di penjuru kamar.

"Udah dong, plis!" Rara masih tertawa keras.

"Ssstt...masih malem, nanti di denger tetangga."

"Mas sih yang mulai duluan."

"Ya makanya jangan kayak gitu lagi, Mas kan gemes jadi pengen makan."

"Heh abis ini jangan minta ya."

Dilamar✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang