Hai! Makasih banget atas dukungannya. Jangan lupa vomment-nya yaaaa! Maaf banget karena sempet di unpub dulu.
Ada kritik atau saran?
Selamat membaca^^
"Rara rasanya hilang rasa, Ma." Sangat pelan, tapi masih terdengar di telinga Mama nya.
Mama nya mencoba menggenggam erat tangan Rara, menyalurkan kekuatan untuk Rara.
"Rara, kamu lagi marah bukan hilang rasa. Terlepas dari masalah ini, coba kamu inget-inget lagi gimana baiknya dia, sabarnya dia, sayangnya dia sama kamu. Jangan sampai satu kesalahan bikin kebaikan lainnya terlupakan. Mama udah pernah gagal, tolong inget kata-kata Mama."
Rara meringis kemudian mengelus perut nya, merasakan satu tendang kecil didalamnya. Seolah, anaknya setuju dengan perkataan Mamanya.
"Dia kepengen ketemu ayahnya itu, Ra. Ajak ayahnya mandi sama makan. "Rara mengangguk, ia juga merasa dirinya cukup berlebihan tetapi rasa kecewa Rara pada Jeffrey sangat mendominasi hatinya saat ini.
"Mama mau lanjut lagi. Kalo udah lega dan tenang, keluar ya." Rara kembali mengangguk, arah matanya masih menatap perutnya sembari mengelus dengan lembut.
Semakin lama semakin terasa tendangan dari dalam perutnya, seakan-akan anaknya meronta untuk bertemu ayahnya.
"Mau ketemu ayah ya, nak?" Rara tersenyum kecil kala merasakan satu tendangan lagi dan kemudian membuat nya mulai merasa bersalah.
Rara mengaku bahwa bukan hanya Jeffrey yang salah disini, tetapi ia juga. Ia marah tanpa mendengar penjelasan Jeffrey lebih dulu dan semakin memperkeruh masalah.
Setelah mencuci muka, Rara melangkah keluar kamar. Karena tangga sangat berdekatan dengan ruang tengah, Rara bisa mengintip sedikit melihat keberadaan Jeffrey dibawah.
Terlihat Jeffrey sedang menumpu kepalanya dengan kedua tangannya, Jeffrey terlihat sangat gelisah. Rara mencoba melangkah, membuat Jeffrey menoleh mendengar derap langkah darinya.
Karena Rara ingin menuruni tangga, Jeffrey dengan sedikit berlari menyusul Rara ke atas.
"Kamu butuh sesuatu? Mau minum ya? Atau mau denger penjelasan dari aku?" Jeffrey seolah menuntut jawaban dari Rara tetapi Rara masih belum ingin membuka suara.
Setelah sampai bawah, Rara langsung ditahan oleh Jeffrey.
"Kamu mau apa biar aku ambilin?"
"Gak ada. Lepasin dulu."
"Kalo gak ada dengerin penjelasan aku dulu." Rara melepas tangan Jeffrey dengan pelan.
"Kamunya makan dulu."
"Gak mau, aku mau jelasin sebentar." Rara tidak mengindahkan ucapan Jeffrey kemudian ia melenggang pergi kedapur.
Rara tengah menyiapkan makan malam untuk Jeffrey, dari ekor matanya ia dapat melihat Jeffrey tengah menatap dirinya.
"Makan dulu." Rara menyodorkan sepiring nasi ke hadapan Jeffrey, Jeffrey kemudian mengangguk dan duduk didepan Rara.
"Habis aku makan, kamu harus dengerin penjelasan aku ya."
"Iya." Rara menatap Jeffrey yang tengah makan dengan terburu sehingga tidak membutuhkan waktu lama ia telah menyelesaikan makan malamnya.
Setelah menyelesaikan makan malamnya, Keduanya memilih berbincang meluruskan masalah di kamar Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamar✓
Fanfiction❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...