Hi! Terima kasih atas dukungannya. Jangan lupa vomment-nya yaaa.
Terima kasih juga atas 7k vote nya, kalian baik banget!
Selamat membaca!"Ra?"
"Rara?"
"Sayang?"
"Eungh..." Merasa ada yang mencolek bahunya, Rara membalikan badan menghadap Jeffrey.
"Bangun yuk? Udah kesiangan ini."
"Jam berapa?" tanya Rara dengan suara parau.
"Jam 5, yuk bangun, kita belum sholat subuh." Rara mengerjapkan matanya dan bangkit untuk duduk.
"Ayo, Mas gendong deh." Rara menggeleng kemudian beranjak mengambil wudhu dengan Jeffrey dibelakangnya.
Setelah selesai melaksanakan sholat subuh, keduanya bersiap untuk berangkat bekerja.
Rara terduduk di tepi ranjang, menunggu Jeffrey keluar dari kamar mandi.
"Mas, baju nya udah disini." Jeffrey melangkah mendekati Rara yang sudah siap memakaikannya baju.
"Padahal Mas bisa sendiri, Ra."
"Gapapa, nambah pahala pagi." Jeffrey terkekeh mengacak rambut Rara dengan gemas.
"Kok gak pake baju ngajar?"
"Pulang cepet hari ini, Rara juga gak ada jam."
"Rapi kayak gini emangnya mau kemana?"
"Mau ikut Mas Jeffrey kerja. Boleh ya Mas?" Melihat Rara yang antusias, mau tidak mau Jeffrey mengangguk.
"Tapi Mas ada jadwal hari ini, nanti kamu bosen."
"Rara bawa laptop untuk nonton drama, janji deh gak ngerengek minta pulang." Jeffrey mencubit hidung Rara dengan gemas, kemudian menatap wajah senang sang istri yang masih fokus mengancingkan kemejanya.
Setelah keduanya bersiap, Rara dan Jeffrey turun ke bawah untuk sarapan, sedikit berbincang ringan dikarenakan Jeffrey harus segera bekerja.
Walaupun tidak banyak waktu lagi, Jeffrey tetap menyiapkan bekal buah-buahan dan susu untuk Rara, sudah menjadi bagian rutinitas pagi nya selama beberapa bulan terakhir ini.
"Mas, kan Rara hari ini gak ngajar, kenapa tetep disiapin bekal? nanti kamunya telat gimana?"
"Engga, ini udah selesai. Yuk?" Rara mengangguk, menggapai lengan Jeffrey.
Sedikit kesusahan saat menggunakan sepatunya, dengan segera Jeffrey berjongkok untuk membantu Rara.
"Mas, astaghfirullah. Rara bisa sendiri, ayo berdiri."
"Tinggal minta bantu aja apa susahnya sih, sayang? Harga diri mas juga gak jatoh hanya karena bantuin kamu pake sepatu."
"Makasih, mas." Jeffrey mengangguk kemudian mengajak Rara masuk kedalam mobil.
Selama perjalanan keduanya hanya terdiam, Rara masih sedikit mengangguk dan Jeffrey tengah fokus menghadap jalanan.
"Mas, stop. Berhenti dulu."
"Kenapa?"
"Rara mau beli jajanan."
"Kan udah ada ini." Jeffrey mengangkat kotak bekal yang sebelumnya ia siapkan.
"Mas Jeffrey pelit deh."
"Ya Allah. Iya-iya jangan lama ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamar✓
Fanfic❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...