33

18K 1.6K 153
                                    

Hai! Terima kasih sudah mampir, jangan lupa vomment yaa.
Selamat membaca!












Hari sudah menjelang malam, rintik hujan juga semakin deras jatuh ke tanah, acara ulangtahun sekolah tempatnya mengajar, mengajaknya untuk pulang se-petang ini.

Para guru-guru lain sudah pulang terlebih dulu, hanya tersisa beberapa anak-anak OSIS yang bertugas untuk mengemasi sisa-sisa acara.

Kabar dari mertuanya yang akan datang malam nanti, membuat Rara berpikir untuk segera pulang, melirik jam tangannya, sudah hampir jam 5, bisa dipastikan suaminya telah sampai rumah, sementara dirinya masih diluar dan terjebak hujan.

Tidak ada cara lain selain menerobos hujan, jika saja ponselnya tidak mati, maka Rara akan memilih untuk naik taksi online ataupun menelpon suaminya.

Kesalahan dirinya yang tidak pernah antisipasi untuk menghadapi hujan, ia sedikit berlari untuk sampai ke parkiran, kemudian memasukkan tas yang ia bawa ke jok motor.

Setelah itu bergegas pergi, dan menerobos derasnya hujan.

Perjalanan untuk sampai ke rumahnya bisa dibilang cukup jauh, menghabiskan sekitar 30 menit tanpa terjebak macet.

Saat masuk ke perkarangan rumahnya, ia tidak melihat mobil suaminya, sehingga ia bisa bernapas lega, setidaknya Jeffrey tidak tahu kalau dirinya menerobos hujan.

Lantai teras basah karenanya, ia benar-benar kedinginan, bahkan ia tidak bisa menghentikan bibirnya yang terus bergetar.

"Ibu! Astaghfirullah." Bibi yang melihat Rara kedinginan seketika langsung mengambil handuk dan mengajaknya masuk.

"Gapapa Bi, maaf ya lantainya basah."

"Mari Bu saya antar sampai kamar, sekalian saya siapkan air hangat untuk mandi."

Rara mengangguk, rasanya ia tidak mampu untuk membantah.

Setelah Bibi keluar dari kamar mandi, Rara langsung dipersilahkan untuk segera mandi.

"Mas Jeffrey belum pulang, Bi?"

"Sudah, tapi langsung pergi, mau jemput ibu katanya."

"Astaghfirullah, tolong bilang kalo saya udah sampai, takutnya masih nyariin."  Yang disuruh hanya mengangguk sopan dan pergi.

Saat selesai mandi, Rara keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang membungkus dirinya, saat tengah mengambil baju yang berada di dalam lemari, atensi Rara reflek menoleh ke arah pintu yang terbuka dengan tidak santainya.

Rara ketakutan, Jeffrey memandangnya dari kaki hingga kepala, kemudian menatap wajahnya dengan pandangan yang sangat sulit diartikan sembari berjalan mendekat kearahnya.

Jika dijelaskan, tatapan Jeffrey menyiratkan kekhawatiran, tetapi air mukanya tampak sangat marah.
"Mas?"

"Gimana?"

"Rara baik-baik aja."

"Punya otak gak?" Pertanyaan sarkas dari Jeffrey membuatnya menunduk, jika sudah seperti ini, Rara tidak tau harus melakukan apapun.

"Punya otak gak?" Pertanyaan sarkas dari Jeffrey membuatnya menunduk, jika sudah seperti ini, Rara tidak tau harus melakukan apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dilamar✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang