❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...
Hi! Terima kasih sudah mampir dan terus dukung cerita ini. Jangan lupa vomment-nya ya guys! Selamat membaca:)
Rara
"Rara?" Aku mengerjapkan mataku, terdengar sayup-sayup suara seseorang yang memanggilku sembari mengecup bahu ku dengan lembut.
Saat tau siapa tersangkanya, aku langsung membalikan badan kemudian bersembunyi didadanya.
"Rara?" Seperti nya Mas Jeffrey masih belum puas dengan respon ku.
"Ya?" Tangannya tergerak mengelus punggung ku dengan lembut.
"Jalan pagi yuk?" Tanpa pikir panjang aku menggeleng. Ajakan Mas Jeffrey kali terdengar tidak keren menurutku , dengar kata 'jalan pagi' pikiran aku langsung tertuju ke ibu-ibu julid yang setiap pagi nongkrong di mamang sayur.
"Ga mau? Kenapa?"
"Ibu-ibu."
"Gak boleh ah kayak gitu, silaturahmi itu tetap harus berjalan."
"Daripada dongkol terus dosa, mending gak usah ketemu aja."
Bohong kalo misalnya aku gak dongkol. Aku sampe sekarang masih mikir, kenapa ibu-ibu gak suka sama aku. Bukan semuanya sih, ada beberapa ibu-ibu yang baik, entah itu memang mau belain aku atau cuma pencitraan aja didepan mas Jeffrey.
"Ibu-ibu tuh pada nanyain kita, udah lama kan kita gak jalan pagi?"
"Gak mau, mas."
"Rara, kita tuh jauh dari orang tua, kalo ada ini itu yang paling bisa kita andalin pertama kali untuk bantu kita ya pasti tetangga. Istri mas kan shalehah pasti hati nya lapang mau minta maaf." Ucapan mas Jeffrey membuat aku terdiam, ada benarnya juga untuk setuju dengan ajakannya.
"Rara kayak begini aja ya?"
"Eh mau?" Aku mengangguk, kemudian melepas pelukannya dan segera menuju toilet.
Setelah selesai mencuci muka dan gosok gigi, aku langsung kembali kekamar. Aku melihat ada sebuah cardigan dan Khimar panjang di atas tempat tidur, kemudian menatap mas Jeffry yang sedari tadi menyegir menatap ku.
"Heheh. Maaf ya kalo ga nyambung, kamu pilih sendiri aja nanti."
"Ih engga, masa mas yang nyiapin baju Rara?"
"Sesekali nyiapin baju istri. Heheh." Aku mencubit pipi chubbynya yang semakin melebar saat tersenyum, kemudian langsung memakai cardigan dan khimar yang sebelumnya sudah di siapkan Mas Jeffrey.
"Makasii, mas manis banget kali ini." Mas Jeffrey hanya terkekeh kemudian berdiri dan mengajak ku untuk turun.
"Mas gak ganti baju?"
"Kayak gini aja ah."
"Mas pake kaos item!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.