Hai! Makasih banyak atas 400 vote nya, kalian baik banget😭.
Makasih juga udah selalu dukung cerita ini yaa, Hope you enjoy!Suara dering ponsel, membangunkan Rara dari tidurnya. Ia memang sengaja memasang alarm agar tidak tidur terlalu lama.
Saat ini ia merasakan nyeri diperutnya, kemudian beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Sekilas ia melihat jam tangan Jeffrey tergeletak diatas meja riasnya, dan Rara yakin bahwa suaminya telah tiba dirumah.
Setelah selesai melaksanakan sholat ashar, Rara mulai turun ke lantai bawah untuk menemui suaminya.
Saat ia menoleh kearah dapur, ia melihat punggung lebar suaminya sedang sibuk dengan peralatan dapur, kemudian ia mulai melangkah mendekati suaminya.
"Mas?"
Jeffrey menoleh,kemudian tersenyum.
"Kamu pucet banget, sayang."
"Perut Rara sakit, Mas."
Jeffrey mendekati Rara kemudian menarik tangan Rara dengan pelan menuju meja makan yang tak jauh dari dapur.
"Kamu duduk ya, ini makan gih martabak pesanan kamu."
"Mas emang lagi ngapain?"
"Bikinin kamu bubur."
"Ya ampun, Mas. Maaf ya ngerepotin."
"Gapapa, Rara. Jangan minta maaf."
Jeffrey kembali melangkah kedapur untuk menyelesaikan masakan nya.
"Ra, udah cek belum?"
"Besok pagi aja, Mas."
Jeffrey mengangguk.
"Bu?"
Panggilan dari bibi bukan hanya membuat Rara saja yang menoleh, tetapi Jeffrey juga ikut menoleh.
"Ibu lagi datang bulan ya?"
"Ha?"
"Maaf, tapi kayaknya ibu tembus."
Mendengar penuturan dari bibi, membuat Rara dengan refleks berdiri, kemudian melihat bagian belakangnya. Benar saja, rupanya ada bercak merah di bagian belakangnya.
"Mas Rey-"
Jeffrey segera mendekati Rara dan mendekap tubuhnya.
"Bi, tolong gantiin sprei dikamar saya ya."
Bibi kemudian segera meninggalkan keduanya. Kini tersisa Rara yang tengah menangis di dalam dekapan Jeffrey.
"Gapapa, sayang. Ini artinya, Allah masih pengen kita pacaran dulu."
"Mas, maaf."
Jeffrey melepas pelukannya kemudian menyuruh Rara untuk duduk, sementara ia memilih untuk berlutut dihadapan Rara.
Jeffrey sangat mengerti bahwa Rara cukup kecewa karena telah membuat dirinya sangat berharap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamar✓
Fanfiction❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...