Terimakasih banyak untuk 100 followersnya♡ Jangan lupa vomment-nya yaa.Hope you enjoy!
"Ayah udah sampe mana ya, Ray?" tanya Rara pada Rayyan yang sedang berusaha merangkak dibawah kakinya.
"Bunda telpon ayah dulu, Rayyan jangan nakal ya." Rara meraih ponsel yang berada di atas meja sebelahnya, sembari memerhatikan Rayyan yang sedari tadi memutar badannya.
Tidak perlu waktu lama, terdengar sambungan dari sebrang sana.
"Mas Jeffrey dimana?"
"Waalaikumsalam sayangku. Ini lagi di jalan pulang."
"Putar balik deh, ke arah MA. Anak kamu pengen rujak serut di deket sana."
"Dimananya itu?"
"Di deket MA, tapi kesananya lagi. Ada tulisannya kok, Mas."
"Jangan bilang diujung kota?"
"Iya disitu emang."
"Ra tapi--"
"Oke, terimakasih banyak, Mas sayang. Cepet pulang, Rara tunggu." Rara terkekeh, mengakhiri panggilan sebelum mendapatkan penolakan dari Jeffrey.
Hamil kali ini, Rara jauh lebih menyusahkan Jeffrey, tidak ada lagi sungkan, karena jika dipikir-pikir Jeffrey juga ikut berkontribusi karena yang tengah ia kandung adalah anaknya sendiri.
Memperhatikan Rayyan yang merangkak mendekat dan kerap kali terjatuh, Rara dibuat tertawa oleh sang anak berpipi chubby itu.
"Kenapa deket-deket Bunda? Laper ya?" Rara meraih Rayyan yang berada di bawahnya ke dalam pangkuan. Mengecup pipi sang anak dengan gemas, Rayyan itu seperti gumpulan mochi di mata Rara, ah benar-benar menggemaskan.
"Nyusu sebentar ya, abis ini Bunda mau mandi, kasian Ayah pulang-pulang lihat Bunda dekil kayak begini."
"Assalamualaikum!" Rara dan Rayyan menyambut kedatangan Jeffrey dengan senyuman lebar. Jeffrey yang melihat Rayyan mencoba merangkak mendekatinya membuat ia mengangkat tubuh Rayyan dan mencium pipinya bertubi-tubi.
"Rindu sama Ayah, hm?" Rara hanya tersenyum menatap keduanya, sangat beruntung karena Jeffrey lah yang menjadi Ayah dari anaknya, jika tidak, maka Rara tidak akan merasakan kebahagiaan hangat seperti ini.
"Rujaknya Bunda tadi udah Ayah beliin. Di atas meja itu ya." Rara mengikuti arah mata Jeffrey yang menunjukkan rujak itu berada.
Tidak ada selera lagi untuk makan rujak itu,
karena sebelum Jeffrey tiba di rumah, kakak kedua Rara sempat singgah kerumah sebentar, membawakan Mie ayam buatan sang kakak ipar sehingga membuat perut Rara kenyang."Simpen di kulkas aja nanti, tapi kalo Mas mau makan, ya makan aja."
"Loh, kenapa?"
"Kenyang, tadi Mas Deva bawain mie ayam." Jeffrey mengangguk sekilas, menyodorkan Rayyan pada Rara, kemudian beranjak ke dapur meletakkan rujak yang ia belikan untuk Rara kedalam kulkas.
"Kamar yuk, Mas mau mandi." Rara mengangguk, dan Jeffrey mengambil alih Rayyan yang berada di dalam gendongan Rara dan ketiganya langsung beranjak ke kamar.
"Mas, kamu tuh gak ganti baju atau gimana?" Rara melepas pelukan Jeffrey, memundurkan badan dan menutup hidungnya. Jeffrey berdesah pelan, lagi-lagi Rara merusak suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamar✓
Fanfiction❝Bismillah. Ini pertanyaan yang dari awal sudah membuat saya bingung, sebelum proses ini, Mas Jeffrey langsung mengkhitbah saya tanpa ingin melalui proses ta'aruf terlebih dahulu. Apa yang membuat Mas Jeffrey seyakin itu dengan saya dan kenapa Mas J...