57

12.4K 1.1K 121
                                    


Apa kabar? Terima kasih dan jangan lupa vomment-nya yaa.

Apa kabar? Terima kasih dan jangan lupa vomment-nya yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hope you enjoy!



Dua selimut membungkus tubuh Rara, AC dikamar sengaja dimatikan dan dekapan erat dari lelaki dihadapannya ini membuatnya merasa kegerahan hingga peluh bercucuran dari pelipisnya, badannya pun terasa begitu lengket.

Rara sedari tadi ingin segera beranjak, terus berdoa agar Rayyan menangis hingga membuatnya keluar dari situasi seperti ini.

Di pertengahan malam tadi, suhu badan Jeffrey meningkat, membuat seluruh tubuhnya menggigil hingga membuat Rara merasa sangat kegerahan saat ini.

Rara sudah sangat hapal sekali bagaimana tingkah manja Jeffrey saat sakit. Sangat manja, bahkan lebih manja darinya, jika sempat membuatnya marah maka akan susah membujuknya kembali, maka dari itu Rara hanya diam dan tidak beranjak sama sekali, karena ia tau jika ia beranjak dan jauh dari Jeffrey, maka Jeffrey akan merajuk seharian karena tidak mengikuti ucapannya. Kekanakan.

"Mas, Rara mau kasi Rayyan ASI, di lepas dulu ya, sayang?" Jeffrey menggeleng, membenamkan wajahnya pada dada Rara dan memeluk wanita itu begitu erat. Rara hanya tersenyum mengelus rambut tebal Jeffrey dengan lembut.

"Udah subuh belum?" suara parau Jeffrey mengalun indah di telinga Rara.

"Udah dari tadi, Mas." Jeffrey hanya menghela nafas, berat sekali rasanya mengumpulkan niat untuk segera bangkit dan melaksanakan sholat subuh.

"Yuk bangun, Rara juga mau nyusuin Rayyan." Jeffrey mengangguk, melepaskan pelukannya pada Rara.

Setelah sholat subuh, Jeffrey kembali tertidur. Rara duduk di ujung kasur, memeras kain dan meletakkannya di dahi Jeffrey. Ia tidak langsung beranjak, ia masih ingin mengamati wajah tampan Jeffrey, merah di pipi dan hidungnya membuat lelaki itu tampak menggemaskan. Rara bergerak mengecup pipi tembam itu sebelum beranjak keluar kamar.

Tak lupa Rara juga membawa Rayyan ikut keluar agar tidak mengganggu Jeffrey.

"Tolong jagain Rayyan sebentar ya, Mba. Saya mau bikin bubur dulu." ujar Rara, ia melangkah ke arah dapur, dan memulai acara masaknya.

Setelah selesai, Rara kembali ke kamar untuk melihat keadaan Jeffrey. Rupanya suaminya itu sudah bangun tetapi masih belum bangkit dan tempat tidur.

"Mamam dulu yuk?" ajak Rara sembari mendudukan diri tepi ranjang, Jeffrey bergerak mendekat untuk meletakan kepalanya diatas pangkuan Rara dan memeluk pinggang Rara begitu erat.

"Dedek, Ayah pusing."keluh Jeffrey sembari mengecup perut Rara.

"Makanya makan dulu, Ayah. Biar cepet minum obat."

"Gendong." rengek Jeffrey membuat Rara mencubit lengannya.

"Demam bisa bikin fungsi otak hilang ya, Mas."








Dilamar✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang