73- BUKIT MALAM DAN SESUATU DI BANDUNG

1.1K 69 187
                                    

CHAPTER 73|BUKIT MALAM DAN SESUATU DI BANDUNG

Now playing~ melukis senja

Now playing~ melukis senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ekspresi bulan waktu bintang bilang kata kata uwwu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ekspresi bulan waktu bintang bilang kata kata uwwu

***

"Aku … bener-bener nggak bisa berkata-kata lagi,"

Pada detik ini juga Bulan percaya, bahwasanya Bintang adalah seseorang yang penuh kejutan, penuh rahasia. Cowok itu sama sekali tidak bisa ditebak melalui raut yang selalu terpampang datar. Hingga saat ini pun, Bulan turut terkejut mengenai rencana yang telah cowok itu tata. Terlihat begitu sempurna.

Mari kita ulas sedikit. Percaya tidak percaya, sosok Bintang Angkasa yang sangat akrab dengan sisi dingin sekaligus cueknya, telah menciptakan sebuah surga dunia yang bertema romansa.

"Selain pinter bikin aku deg-degan, Kak Bintang juga pinter banget bikin aku nggak bisa berhenti untuk nyengir lebar kaya sekarang," pelan, Bulan turun dari punggung Bintang. Ya, setelah beberapa pusaran waktu berlalu, akhirnya Bintang menemukan tempat tujuan utama.

Dengan suasana malam yang sesungguhnya dingin, namun akan terasa hangat bagi mereka sendiri. Ditambah tempat yang mereka singgahi—bisa dikatakan bukit yang tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah, mengantarkan mereka pada suatu objek mata yang tidak bisa dijabarkan keindahannya melalui kata.

Bintang tersenyum. Terkesan begitu tulus ketika matanya terus mengikuti pergerakan Bulan yang selalu mempertahankan binar kagum. Kesana-kemari meneliti beberapa pelita yang terpasang rapi.

"Wah ada lampu kecil!" Bulan berlari kecil menuju benda itu yang sengaja dipasang di pohon rendah.

Puas dengan pelita, Bulan berpindah tempat ke jajaran lilin yang ditempatkan di rerumputan secara berjauh-jauhan. "Sejak kapan lilinnya dinyalain? Kok nggak mati ya?"

Bintang mendengus malas. "Nggak ada pertanyaan lain?"

"Ada!" seru Bulan. "Muka aku kusem nggak? Aduh, nggak banget kan kalau semisalnya a…"

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang