47. SOSOK HITAM ITU KEMBALI

1.2K 87 189
                                    

CHAPTER 47| SOSOK HITAM ITU KEMBALI

CHAPTER 47| SOSOK HITAM ITU KEMBALI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keliatan banget kan pecicilannya🤭

Keliatan banget kan pecicilannya🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S1aP4 PiR$ L0p3Mu? H3H3

**

Kalau pikirannya lagi random, rasanya tuh pengen amputasi otak aja biar nggak terus mikirin hal-hal yang enggak perlu dipikirin.

**

"Kak Bintang, Tesya."

Daksa beralih menegak. Bahkan sisa makanan yang tengah dikunyah, membuatnya tersedak. Tidak asingnya nada suara adalah alasan dibalik keterkejutan mendadak. Bintang tau siapa dibalik pemilik. Kini berusaha untuk setenang mungkin menjadi tabir pengalih dinding gelisah.

Demi memastikan, Bintang
memutar atensi perlahan. Posisinya yang membelakangi memperlambat penglihatan. Padahal hanya satu detik waktu yang terbuang, namun bagi Bintang—apalagi jika itu menyangkut Bulan, rasanya sama saja seperti satu jam. Ini gila jika Bintang pikir berulang.

"Hai," sapaan riang menyambut momen yang begitu awkward. Dan itu benar Bulan. Matanya yang memicing membuat Tesya yang di seberang Bintang menunduk, sementara Bintang sendiri masih diam. "Kalian ... Lagi ngapain? Maksudnya—"

"Lagi nge-date lah goblok. Kesian lo diselingkuhin." Sesaat Revan bertukar peran menjadi setan neraka jahanam. Berbisik dengan niat pelan, namun sejagad raya masih bisa mendengar. Bukan Revan namanya jika tidak memanfaatkan keadaan.

Bulan menaikan alis sebelah, "nge-date?"

"Hooh! Liat tuh ada Tesya. Terus mereka cuma berdua. Apalagi coba kalau nggak nge-date namanya." Kompor Revan menjadi-jadi. Senyum horor dicampur tengil terbit secara sembunyi. Jangan pikir kalau Bintang melewati. Matanya jelas menangkap tadi.

Mampus lo Bin-natang, kena kan lo. Gue pastiin abis ini bakal ada perang rumah tangga karena orang ketiga beserta kompornya. Batin Revan girang dengan netra masih lekat menatap remeh Bintang.

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang