CHAPTER 62|PENJELASAN SESUNGGUHNYA DARI WIRA
Now Playing~ A Whole New World
Ada nggak sih yang bener-bener ngerti?
Ada nggak sih yang bener-bener peduli?***
Derap langkah panjang, begitu terlihat hati-hati. Kedua pasang bola mata pun tidak berhenti untuk mengawasi. Jeda sekitar waktu 10 menit yang berperan penantian, kini saat yang tepat baginya untuk melakukan tindakan.
Memasuki ruangan Bulan yang sudah aman dari pengawasan pihak keluarga maupun teman—dalam artian, hanya ada Bulan seorang yang terbaring dengan mata terpejam. Tentu, hal itulah yang diinginkan oleh sosok yang sekarang tengah mengendap-endap memperkikis jarak.
"Lo harus mempertanggungjawabkan perlakuan Bintang dan teman lo, Bulan." Aura yang terpancar dan juga gumam kejam, menandakan bahwa sosok itu menginginkan keadilan dendam.
Padahal, sudah jelas mata menangkap pemandangan wajah yang begitu pucat dan raganya yang terlihat sangat lemah. Tapi, apa pedulinya? Ada seseorang yang lebih berharga lagi dibanding ketidakberdayaan Bulan.
"Sepertinya lo nggak akan bisa mendapatkan kesempatan kedua untuk membuka mata." Sosok itu memandang jeli setiap jengkal wajah Bulan. "Selamat tinggal, Bulan."
Usai mengatakan salam perpisahan sadis, tanpa pikir panjang lagi sosok itu melakukan pergerakan cepat. Dengan mencopot semua alas medis yang mula berperan sebagai alat pendukung penyembuhan. Semua alat yang tertempel di area Bulan, telah berhasil dia singkirkan.
Hingga tubuh Bulan bereaksi sangat cepat. Bergetar begitu hebat kala kehilangan penolong satu-satunya. Napasnya tidak tidak terkontrol. Dadanya naik turun dengan mata tetap terpejam.
Lambat laun, tubuhnya mulai melemah. Getarnya mengendur seiring jantung kehilangan irama. Daya tahan Bulan, tidak sanggup menahan beban tanpa bantuan alat medis.
Dan tidak membutuhkan waktu lebih lama lagi, sosok itu segera keluar dari ruangan Bulan yang mendekati kata kacau. Ya kacau. Semuanya berantakan.
"Setelah ini, sudah benar-benar selesai." Smriknya tertanda tatkala dia menyadari kalau dia sudah berhasil menyingkirkan dan mencapai tujuan.
Sayang sekali tidak ada saksi yang melihat aksi nekat dari sisi gelapnya.
***
"Nunggu lama? Kayaknya gue sepenting itu, ya?"
Bintang mendongak kala mendapati adanya kehidupan di sekitar. Seketika matanya membelalak saat melihat figur Wira yang sekarang berdiri di samping kursi taman. Jadi, Wira si pengirim pesan tanpa nama. Wira juga yang ternyata membuat Bintang rela membuang jerat waktu lumayan lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANURADHA [SELESAI]
Teen FictionSingkatnya ada cerita di balik kisah lama. Sesuatu yang dialiri dengan luka serta bahagia. Hingga tercipta akhir yang menyertakan dua suasana. Bukan mengalah kepada Semesta, namun jalur ikhlas adalah yang terbaik bagi mereka. Setidaknya ada memori...