25- TERUNGKAP

1.9K 146 214
                                    

CHAPTER 25|TERUNGKAP

Now playing~ Pergilah Kasih

•••

Belum cukup menjadi pengganggu di masa lalu? Sampai saat inipun, kau masih ber-hobby seperti itu. Apa tidak malu?

***

Semerbak bau obat-obatan, menyeruak masuk tanpa permisi ke setiap hidung orang-orang yang berlalu lalang. Langkah-langkah setiap orang tampak tidak bisa santai. Bisa dibilang terlalu terburu-buru. Mungkin karena suatu kekhawatiran.

Rumah sakit. Tempat dimana neraka dunia terpampang nyata. Tempat yang hanya bisa membuat kesedihan, tanpa ada kebahagiaan. Tempat yang telah merenggut nyawa seorang yang begitu penting di hidup Bintang.

Saat ini Bintang sedang berada di rooftop rumah sakit. Merasa mual dengan bau khas rumah sakit, cowok itu memutuskan untuk mencari udara luar.

Mengingat wajah pucat sosok gadis yang dibawanya tadi, membuat Bintang merasa sedikit bersalah. Andai saja tadi dia tidak meninggalkan Bulan seorang diri di gudang belakang sekolah. Pasti kejadian ini tidak akan terjadi.

"Gue nggak akan lepasin lo gitu aja Wira."

Satu target human yang harus Bintang musnahkan. Mahawira Matteo. Entahlah, cowok itu merasa Wira telah mengusik kehidupannya. Padahal dalam realita Wira tidak pernah mengganggunya. Apa ini karena Wira telah melukai sosok cewek keras kepala tadi?

"Arghh! Gue bisa setress mikirin cewek itu terus." dengan mengacak rambut frustasi, Bintang mencoba melampiaskan.

Drtt... Drttt

Ponsel Bintang berbunyi, dengan segera dia mengambilnya dan mengangkat.

"Gue di rooftop."

Bip~

Satu kalimat terucap, Bintang langsung mematikan sambungan teleponnya.

"BINTANG!"

Bintang memutar badan menuju sumber suara. Sejurus kemudian, alisnya menukik tajam.

"Cepet amat."

Terlihat Ghazi disana yang sedang cengengesan. "Gue telpon lo udah di pintu rooftop."

"Ghazi jangan bilang gitu. Harusnya lo bilang aja karena pake mantra." timpal Demon yang sekarang sedang berkacak pinggang mengamati pemandangan.

"Kalau Bintang diomongin kayak gitu nggak bakalan percaya. Kalau elo barulah!" sahut Neon.

"Kok gitu!"

"Iya gitu. Kan lo goblok."

Ghazi menggeleng-geleng kepala melihat tingkah Demon dan Neon yang selalu mempermasalahkan hal-hal sepele. Cowok itupun memutuskan untuk menghampiri Bintang yang berada di batas pinggiran rooftop.

Menepuk bahu pelan, Ghazi turut mendudukan diri di sebelah Bintang.

"Gimana keadaannya?"

Bintang memandang lurus kedepan. Sedetik kemudian, cowok itu mengangkat bahu rendah. "Gue nggak tahu. Tadi setelah gue kabarin Tesya, Tesya langsung kesini. Jadi dia yang jagain sekarang."

Memang sebelum Bintang pergi berangkat ke rumah sakit, dia lebih dulu memberitahu Tesya. Bintang lakukan itu karena dia tahu kalau Tesya teman dekat Bulan. Sedangkan dirinya masih sosok yang begitu asing di sekitar kehidupan Bulan.

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang