CHAPTER 28| MURID BARU
Now playing~ Cinta Luar Biasa
•••
Bilangnya gimana, kelakuannya gimana. Duh, dasar temen.
(Ekspresi tengil Bulan kalau lagi sama Bintang)
***
"Bin, lo udah yakin sama keputusan lo itu?"
Bintang mengangguk mantap menanggapi pertanyaan Ghazi.
Sekarang Geng PMS sedang berkumpul di rumah pohon belakang sekolah alias basecamp nya Geng PMS. Kali ini Geng PMS sedang membahas beberapa persoalan yang menjadi trouble minggu-minggu ini. Tidak diragukan lagi, masalah memang selalu andil dalam kehidupan.
"Wira bukan orang yang gampang nerima gitu aja lho Bin," kali ini Neon yang membuka suara.
Mendengar pengucapan Neon yang terkesan meremehkan Geng PMS, Demon menyela. "Jadi maksud lo, kita semua harus takut sama Wirasableng itu?" Demon menggeleng cepat. "No, big no! Nggak ada sejarahnya Geng PMS merasa takut. Sekalipun itu sama maut!"
Ghazi menoyor kepala Demon. "Halah, sok-sokan nggak takut maut. Cinday kejang-kejang aja langsung lo masukin ruhmah sakit. Parahnya rumah sakit orang lagi! Bukannya hewan. Nyesel gue temenin waktu itu."
Neon dibuat tertawa terpingkal setelah mendengar cerita Ghazi. Terlebih lagi, Ghazi menceritakan dengan menampilkan raut tergemas seperti ingin memakan Demon hidup-hidup.
Demon sendiri hanya tersenyum bodoh. Ah, cowok itu memang tidak mempunyai rasa malu sama sekali. Uratnya sudah terputus barang kali saat Ibunya melahirkan dia ke dunia.
"Lagi salah lo juga Ghaz. Harusnya lo ajak Demon ke rumah sakit hewan aja! Lo nya juga goblok sih! Haha!" Neon kembali tertawa. Sampai perutnya terasa keram.
"Gimana gue mau kasih tau, orang waktu itu aja Demon yang nyetir dan gue suruh gendong Cinday. Ya gue kira Demon mau ke rumah sakit hewan lah. Eh, tau-taunya dia ke rumah sakit yang biasa dia kontrol sama Mamihnya," Ghazi kembali bercerita dengan menggebu. "Udah gitu di mobil gue tersiksa banget. Bayangin aja, selama perjalanan gue harus elus-elus tuh kucing. Sekalinya bunyi 'Meong' pala gue langsung di geplak aja sama selop Demon. Parah lagi si Cinday bunyi Meong nya banyak banget. Ya udah, berkali-kali gue kena teplokan Demon. Sampai-sampai di rumah sakit, gue yang pingsan."
Neon tertawa makin keras. Tangan cowok itu pun tidak bisa diam untuk melampiaskan. Bintang yang berada tepat disampingnya, menjadi korban pukulan gratis dari tangan Neon.
Meskipun begitu, Bintang tetap tenang. Cowok itu tengah fokus memikirkan kalimat Neon tadi yang berputar berulang-ulang di kepalanya. Semakin lama, hatinya nampak tidak enak. Perasaan lain timbul akibat terlalu memikirkan hal barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANURADHA [SELESAI]
Teen FictionSingkatnya ada cerita di balik kisah lama. Sesuatu yang dialiri dengan luka serta bahagia. Hingga tercipta akhir yang menyertakan dua suasana. Bukan mengalah kepada Semesta, namun jalur ikhlas adalah yang terbaik bagi mereka. Setidaknya ada memori...