36- JADI MALAIKAT TAMPAN AKU LAGI YUK, KAK?

1.5K 113 193
                                    

CHAPTER 36| JADI MALAIKAT TAMPAN AKU LAGI YUK, KAK?

Now playing~ Tolong.

Now playing~ Tolong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang

•••

Aku ganti permintaan deh. Mau ya Kak Bintang berbagi sama aku?

***


"Disuruh Tesya lagi?"

Hening beberapa saat.

Menoleh ke samping, kemudian tersenyum kaku. Senyumnya begitu mahal. Perlu berbagai cara dengan penuh perjuangan untuk menyaksikan. Itupun belum terlihat sempurna sepenuhnya.

"Nggak."

Terperangah sampai lupa mengatup mulut. Mengerjapkan mata, sesekali berusaha untuk tidak berbuat—yang nantinya akan menimbulkan tukikan alis heran.

"Pegangin aku dong, kak, tolong," seketika tubuh melemas. Tangannya mengacung ke arah Bintang. Sedang yang melihat, merasa heran.

"Masuk angin lo?"

Menggeleng pelan. Setelahnya mengibaskan tangan yang sedang terangkat di udara.

"Cepetan ih Kak, pegangin."

Tanpa mau merepotkan dan mendengar cekcokan yang bisa membuat darah naik, cowok itu menuruti keinginan Bulan. Dengan gerakan tidak halus, cowok itu menangkap tangan Bulan yang terapung bebas di udara.

Rasanya semakin melemas. Kaitan jari-jari mungil dipadukan jari yang terbilang kekar, sangat serasi. Keringat yang menempel di garis tangan bahkan terasa dingin. Kemudian, dua pasang bola mata kembali saling beradu.

Aneh, batin Bintang berbisik.

Tidak dipungkiri, jika seorang Bintang pun merasa hal yang tidak pernah ia rasa. Mungkin interaksi dengan Bulan dulu,  sedikit berbeda. Panas, dingin, berdebar, semua itu menyatu dalam tubuh. Gerakannya bercampur, hingga menimbulkan sesuatu yang baru.

"Kenapa sih, lo? Penyakit lo kambuh?"

Karena merasa ada yang aneh dengan sikap Bulan, sedikit menyertakan kekhawatiran. Apalagi mengingat pasca riwayat penyakit yang di derita.

"Nggak papa kok. Cuma buat antisipasi aja sih. Takutnya aku lepas kendali, salto di depan Kak Bintang, terus joget-joget bang jali. Kan malu, nanti yang ada Kak Bintang ilfeel lagi. Terus—eh tunggu,"

Cowok itu masih menunggu kelanjutan potongan kalimat barusan. Tidak memberi pertanyaan lain ataupun memberi respon singkat. Terdiam, sambil sesekali memperhatikan lamat wajah imut yang ada di depan.

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang