CHAPTER 30|INSTAGRAM
Mulmed: video tik tok viral (biar kalian makin bosen wkwk)
••••
Teman memang ahli dalam hal menenangkan.
°°°°"MARI KAKAK BINTANG. KITA GOYANG DUMANG. PIKIRANPUN TENANG. GALAU JADI HILANG. AYO GOYANG DUMANG BIAR HATI SENANG. INSYA ALLAH SEMUA MASALAH HILANG!"
Seorang Demon Malik Bratadikara bernyanyi keras dengan suara sumbangnya. Nyanyian Demon tersebut dilakukan, karena semata-mata melihat Bintang yang dari tadi melamun tanpa minat.
Malam ini personil Geng PMS akan menginap di rumah Demon. Sebenarnya bukan kemauan mereka, melainkan Demon sendiri yang meminta. Satu alasan yang mendasari: orang tua Demon baru saja pulang dari negara Gajah Putih, maka dari itu mereka semua tidak segan-segan untuk menghabiskan oleh-oleh yang sengaja orang tua belikan.
Demon masih terus bernyanyi. Badannya pun tidak bisa diam. Kadang kala cowok itu melakukan aksi goyang bang jali dengan lagu goyang dumang. Sesekali dia selipkan salto ala-ala anak-anak yang berusia balita.
"Asikk!! Serrr!!" timpal Neon seraya berdiri mengikuti irama musik.
Kompak sudah. Si kembar bertemu besar itu sudah sama-sama bertingkah. Tersisa Ghazi dan Bintang yang masih duduk manis di tempat. Ralat, tepatnya hanya Bintang. Sedangkan Ghazi, cowok itu sibuk dengan kacang yang konon belinya di luar negeri.
"Set dah! Ini oleh-oleh aneh banget. Kacang kaya gini juga di Indonesia banyak. Beli yang limited edition kek!" dumel Ghazi sambil sibuk mengupas kacang-memisahkan antara kulit dan isinya.
Bintang bertatap datar. "Bersyukur aja dibeliin."
Merasa jenuh, Bintang beranjak berdiri, lalu mengayunkan langkah menuju balkon kamar Demon.
Bintang menumpukan berat badan melalui tangan yang berpegangan pada teralis besi pembatas balkon. Cowok itu memandang takjub keindahan malam yang terpampang nyata di depan. Mengedarkan pandang, lalu kemudian beralih tatap menuju sekumpulan teman-temannya yang sedang asyik dengan kegiatannya masing-masing.
Perlahan, cowok itu membuang napas pelan. Perasaannya kali ini sedang benar-benar kacau. Serasa berada di ambang batas dunia nyata atau fana. Terlalu lelah bagi Bintang untuk mendeskripsikannya. Terjelas, nyawa seolah hilang seiring berjalannya jarum jam.
"Kalau nggak ada mereka bertiga dan Mars, mungkin gue sudah hidup di dunia lain."
"Tapi, sayangnya, dunia terlalu sayang sama gue. Sampai-sampai, orang gue sayang sekalipun benar-benar menghilang."
Kepala Bintang mendongak ke atas. Mencegah luruhnya suatu cairan yang menandakan seseorang itu lemah. Meski dunia tidak menyediakan orang yang kuat akan cobaan, namun seorang Bintang Angkasa tengah mencoba menjadi orang pertama yang ditiadakan oleh dunia. Mungkin lewat sifat yang mulanya hangat menjadi dingin, menjadi dorongan yang kuat untuk Bintang mencapai itu semua.
Namun sesuatu menyadarkan, bahwa Bintang termasuk golongan manusia biasa. Manusia yang memiliki perasaan. Perasaan itu kapan saja dapat mudah terluka. Bahkan hanya satu kecap kata saja.
Ya, sekuat apapun, se-teguh apapun, walau dipaksa bagaimanapun, cairan bening yang berasal dari mata perlahan menetes melewati pipi Bintang. Terlalu sakit dipendam, hingga dipaksa untuk memendampun endingnya akan sama. Sama-sama sakit. Mungkin bedanya akan timbul sedikit ketenangan.
"Kenapa lo nangis bego." maki Bintang dengan menghapus kasar jejak air mata.
"Sebentar lagi. Tenang Bin. Hanya butuh kesabaran sekaligus usaha, semua mungkin akan terkuak. Lo pasti bisa temuin penyebab matinya Salsa."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANURADHA [SELESAI]
Teen FictionSingkatnya ada cerita di balik kisah lama. Sesuatu yang dialiri dengan luka serta bahagia. Hingga tercipta akhir yang menyertakan dua suasana. Bukan mengalah kepada Semesta, namun jalur ikhlas adalah yang terbaik bagi mereka. Setidaknya ada memori...