54- SELAMAT TINGGAL DUNIA

2.2K 99 192
                                    

Gakuad daring:)

CHAPTER 54|SELAMAT TINGGAL DUNIA

Now playing~ Surrender

Jika nanti Semesta memberikan kesempatan kedua untuk membuka mata, maka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika nanti Semesta memberikan kesempatan kedua untuk membuka mata, maka...

**

"Harusnya tadi Kak Bintang nggak usah pake tampar Tesya segala." Suara lirih itu memecah keheningan yang mula menengahi mereka.

Keputusan Bintang untuk membawa Bulan menjauh, adalah keputusan yang sudah tepat. Tidak bisa membayangkan jika tadi dirinya tidak ada di sisi Bulan. Mungkin Tesya sudah melakukan hal yang tidak-tidak. Cowok itu tidak habis pikir dengan kelakukan teman dekat yang sudah sangat dipercaya.

Dan untuk kali ini, biar mereka melewati jam pembelajaran tanpa sepengetahuan seseorang pun. Mereka perlu jeda untuk kembali menetralkan suasana, meski akan terdengar sulit.

Setelah insiden pengakuan Tesya secara gamblang, tanpa pikir panjang pun Bintang menampar. Sungguh, sebenarnya itu hanya refleks pengaruh emosi. Namun mengingat perlakuan yang dia buat sendiri, membuat Bintang tidak menyesali tindakan tadi. Justru Bintang akan menyesal jika dia tidak menampar Tesya.

"Lo denger sendiri kan tadi?" Desah napas Bintang lolos terdengar berat. Hingga saat ini, masih saja Bulan berlagak naif.

Bulan menelan susah saliva. Kenapa tiba-tiba sosok Bintang berubah menakutkan. "Bu-bukan gitu," cicitnya pelan. "Mungkin Tesya punya alasan sendiri untuk melakukan semua kejahatan ini."

"Alasan untuk menghancurkan lo dan berniat untuk memiliki gue seutuhnya? Asalan yang menjijikan."

Kan benar. Perkataan Bintang tadi terdengar marah dan seolah-olah Bulan yang terkena dampak. Meski Bulan tau umpatan tadi bukan untuknya, tapi tetap saja, emosi Bintang seperti tengah dilampiaskan padanya.

"Kenapa Kak Bintang jadi marah ke aku?"

Mendengar lirihan kata terurai, sontak Bintang meluruhkan atensi ke Bulan. "Sorry gue cuma ... khawatir." Lihat, cuma Bulan asalan yang menjadikan Bintang selalu merasa was-was.

"Maaf." Bulan berniat mengulangnya sekali lagi. "Maaf karena aku nggak dengerin kata-kata Kak Bintang untuk jauh-jauh dari Tesya. Mungkin tadi, aku sedikit ragu mengenai Tesya. Tapi, setelah Tesya mengatakan sendiri kalau memang benar dia, aku—"

"Jangan dipikirin. Lupain. Fokus sama kesehatan lo. Dan tepati janji gue."

Boleh Bulan mencibir sejenak?

"Kak Bintang aja nggak nepatin janji yang dulu waktu kita kecil." Sayang, Bulan hanya bisa bergumam pelan jika menyangkut hal ini. Bukan apa-apa, masalahnya perkara ini sudah Bulan katakan kepada Bintang, kalau dia tidak mempermasalahkan. Anggap saja sekarang Bulan munafik kepada dirinya sendiri.

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang