CHAPTER 24|MULAI TIMBUL SETITIK RASA
•••
Terlihat jelas dari mata. Bahwa kamu memang mempunyai rasa kepadanya
***
"BIN! SERIUS LO TINGGALIN CEWEK ITU SENDIRI DI GUDANG BELAKANG SEKOLAH?!"
Bintang menutup rapat kedua telinganya. Tidak bisa dipungkiri, teriakan Ghazi benar-benar membuat telinganya berdengung. Padahal sudah berulang kali Bintang menjawab 'iya', tetapi Ghazi tetap saja menanyakan hal yang sama.
"Iya Ghaz iya. Harus pake bahasa apalagi biar lo ngerti!" desis Bintang.
Ekspresi Ghazi terkejut setengah mati. Ternyata sahabatnya ini tidak main-main dengan ucapan.
"LO GILA! NGGAK LO APA-APAIN KAN TADI?!" tanya Ghazi ambigu.
"Gue tampar tadi."
Langkah Ghazi langsung tertahan. Tangannya terulur menarik tangan Bintang agar berhenti juga.
"Lepas Ghaz! Gue buru-buru."
"Gue nggak salah denger kan? LO TAMPAR DIA TADI?! WARAS APA ENGGAK SIH LO!" maki Ghazi.
Bintang memandang datar sejenak. Tak lama Kemudian senyuman miring terbit.
"Kenapa? Lo suka?"
Ghazi mengerang di tempat. Apa temannya ini sama sekali tidak mengerti tentang perasaan hati perempuan? Atau dirinya yang tidak punya perasaan?
"Ini bukan masalah suka atau enggaknya bro! Dia cewek! Nggak seharusnya lo gituin. Sumpah, sekarang lo keliatan banget bancinya."
Bintang tersenyum penuh arti menanggapi penuturan Ghazi. Ghazi tidak mengerti. Cowok itu tidak tau apa yang sebenarnya dibalik ini semua.
"Gue nggak peduli."
Sorot Ghazi memicing, "Gue curiga. Jangan-jangan ada alasan lain yang lo sembunyiin dari gue?" tuding Ghazi.
Bintang terkekeh kecil. Terkaan Ghazi memang tepat seratus persen.
"Ada." tutur Bintang datar. "Gue pengen dia benci gue."
Selepas mengatakan itu, Bintang kembali berjalan meninggalkan Ghazi yang terbengong di tempat. Cowok itu tidak ingin membuang-buang waktu terlalu lama hanya karena masalah yang sepele menurutnya.
Ghazi tersadar. Segera mungkin dia menyusul langkah tegap Bintang.
"Tapi kenapa Bin?!" raut Ghazi terlihat bingung.
"Karena dia cewek masa lalu gue. Dia Bulan Aleyra Oliv. Dan dia Putri Ice Crem gue, " Bintang menggantungkan kalimatnya. "Dulu."
Ghazi mematung di tempat. Kali ini Bintang tidak meninggalkannya seperti tadi, melainkan tetap berdiri di depan cowok itu sendiri.
"LO SERIUS?! KALAU DIA MASA LALU LO, KENAPA LO TAMPAR TADI BARUSAN BINTANG ANGKASA!" geram Ghazi.
"Karena gue pengen dia benci sama gue. Gue nggak mau dia berharap berlebih." balasan Bintang juga tak kalah geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANURADHA [SELESAI]
Teen FictionSingkatnya ada cerita di balik kisah lama. Sesuatu yang dialiri dengan luka serta bahagia. Hingga tercipta akhir yang menyertakan dua suasana. Bukan mengalah kepada Semesta, namun jalur ikhlas adalah yang terbaik bagi mereka. Setidaknya ada memori...