EXTRA CHAPTER 2

3.8K 197 212
                                    

EXTRA CHAPTER 2|TENTANG BULAN

now playing~ friendzone

bulan yang mencoba baik baik aja padahal aslinya ambyar, ancur lebur berkeping keping nggak karuan gara gara bintang syaland

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bulan yang mencoba baik baik aja padahal aslinya ambyar, ancur lebur berkeping keping nggak karuan gara gara bintang syaland

bulan yang mencoba baik baik aja padahal aslinya ambyar, ancur lebur berkeping keping nggak karuan gara gara bintang syaland

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaskara Langit

***

Spain. Hari-hari penuh duka ketika Bintang tidak lagi mengisi kehidupan.

Satu bulan lebih menjauh dari hal yang kerap membuat-baik mental maupun fisik sakit, tidak begitu menjamin Bulan merasa jauh lebih baik. Kosong, sepi, monoton adalah definisi kehidupan baru Bulan di Spain. Pagi sekolah, malam ngelamun. Hanya itu yang terus berulang-ulang.

Tidak heran, sih, Bulan sendiri yang memilih untuk berperilaku demikian. Menjadi manusia yang sangat anti dengan sosial. Bahkan, di sekolah dia kembali tidak mempunyai teman. Intinya, Bulan di Spain kembali seperti Bulan di Bandung.

"Mandi ... enggak. Mandi ... enggak." Bulan menguap malas. Kelakuan selama satu jam terakhir hanya tentang pilihan untuk mandi atau tidak. Sebabnya adalah karena sekarang hari Minggu dan sangat kebetulan, Oma sama Kakek tengah pergi keluar. Ya sudah, makin bebas.

Satu kaki terangkat santai di kursi. Mulut penuh oat mel-menu sarapan pagi ini. Televisi menyala-menayangkan sebuah acara yang entahlah, Bulan tidak terlalu peduli. Sorotnya memang lurus ke layar, tapi tidak dipungkiri pikirannya ancur berantakan. Persis seperti orang yang sedang sakit hati.

"Berapa bulan lagi ya gue balik ke Jakarta?" Desah napas lolos begitu saja. "Kenapa gue harus sebego ini, sih, sama percintaan. Berkali-kali disakitin, masih aja mikirin yang nyakitin. Berkali-kali di kecewain, masih aja berharap buat lanjutin. Gue udah cape, tapi hati gue terlalu suci kayaknya. Padahal nggak gue wudhuin tiap detik."

Kesal terhadap diri sendiri, Bulan melampiaskan dengan menarik sendok yang ada di mulut, kemudian melemparnya ke belakang. "ARGH! GUE-"

"WOI!"

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang