65- BINTANG & BULAN

1.7K 79 173
                                    

CHAPTER 65|BINTANG & BULAN

Now playing~ Ice Cream

Now playing~ Ice Cream

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspos dong pacarnya

***

Gubrakkk!!

Oke ini tidak baik. Ralat—oke ini sangat tidak baik.

Kapan lagi semua orang sekitaran kehidupan, melihat secara langsung kondisi Bintang yang terjungkal mengenaskan. Salahnya. Ya secara, mana mungkin Bintang bisa sesantai biasanya kala mendengar kabar kesadaran Bulan. Hingga mengenai keselamatan dirinya pun tidak terpikirkan.

Ini awkward, sih. Mereka-mereka yang ada di ruang Bulan—yang sekarang berperan sebagai penonton atas peristiwa langka, tidak tau harus bereaksi apa. Di samping posisi jatuh Bintang yang memang patut ditertawakan, tapi mengingat lagi sisi datar Bintang yang seketika—membuat mereka memilih bungkam.

Kayaknya, sebelum—

"AHAHAHA, ELU NGAPAIN NGEDEPROK DI SANA?!" Sempat melupakan seorang Revan si pengubah suasana. Meski niatnya tidak benar-benar untuk mencairkan suasana. Tapi ya memang ingin memalukan seorang Bintang di hadapan Bulan secara langsung.

"Eh, serius bro kejungkel lo tadi nggak ada ganteng-gantengnya sumpah!" Tambah Revan lagi tatkala melihat Bintang yang mulai bangkit.

Sedang Bintang sendiri hanya diam. Tidak mau berbohong kalau sebenernya dia merasakan nyeri sekaligus malu. Ditambah lagi dengan mulut setan Revan yang semakin memperkeruh perasaan.

Tenangnya Bintang mengundang Reno untuk menawarkan bala bantuan dengan mengulurkan tangan. Dan tanpa segan Bintang menerimanya. "Revan nggak boleh kaya gitu. Temen kamu jatuh kok malah diketawain. Dibantuin mending."

"Yaila, Om, kan Revan cuma bercanda, biar enggak garing-garing amat. Ya nggak bro?" Iseng, Revan menaik-turunkan alis menuju Bintang. Dilanjut dengan seringai kecil nan tajam yang berhasil tersembunyikan.

Bintang tidak memedulikan. Pandangnya beralih ke Reno dengan disertai guratan tipis. "Makasih, Om."

"Tau nih Revan. Kan kasian Sayangnya aku." Serang Bulan tiba-tiba—yang justru semakin menambah suasana tidak mengenakan.

Kedua orang tua Bulan diam. Lian, Revan, beserta ketiga teman Bulan pun demikian.

Tapi sepertinya, situasi ini sama sekali tidak mempengaruhi sisi ajaib Bulan yang memilih untuk melanjutkan. "Kak Bintang enggak apa-apa? Bagian mana yang sakit? Sini aku elusin."

Bangke! Seketika setan dalam Revan mengumpat demikian.

"Kok Kak Bintang diem aja sih. Enggak kangen sama aku apa?"

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang