50- KENYATAAN DARI BINTANG

1.3K 78 131
                                    

Bacanya pelan-pelan, biar kerasa dan nggak keselek wk. Komen yang banyak biar ... biar anu🤭

CHAPTER 50|KENYATAAN DARI BINTANG

Now playing~ Melepasmu

Tawanya sulit ditafsir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tawanya sulit ditafsir. Sendunya tersembunyi sangat rapi. Seakan tidak ada satu orangpun yang ingin dia bagi. Tapi, banyak kata tapi untuk mengakui, kalau baik-baik memang tengah tidak berpihak lagi. Sekian detik, banyak bukti yang meniti. Jika sebenar-benarnya dia telah mengelabui.

***

Disebuah malam yang tertelan hampar sunyi. Diluar meja bundar—yang masing-masing sudah berada di sisi. Hanya tersisakan satu parafin yang mengambil alih fungsi sebagai penerangan dan ketenangan untuk titik fokus.

Empat personil Geng PMS tengah mengadakan rapat yang terkesan relevan. Menyinggahi salah satu kamar pribadi dari mereka, yakni kamar seorang Bintang Angkasa. Yang diyakini dengan pasti, bahwa hanya kamar Bintang lah yang paling sesuai dengan tema rapat kali ini.

"Gue bingung, Bin." Setelah mendengar cerita Bintang tentang kejadian di kafe, hanya tiga kata yang mampu Ghazi ungkap. Bertepatan dengan lontaran Ghazi, dua diantaranya—Bintang dan Neon—meloloskan desah napas berat. Entahlah, kata 'kecuali' berpihak pada Demon yang sedari tadi diam tanpa minat. Lain seperti hari-hari biasanya.

"Tadi waktu gue di kafe, gue yakin banget kalau sosok hitam yang gue temuin itu ada hubungannya sama kejadian Bulan." Bintang turut mengutarakan isi kepala. Tak lama kemudian, bukti-bukti yang dia dapat melintas dengan cepat. "Trus, saat denger cerita Bulan, katanya sosok yang melukainya itu memiliki suara seperti perempuan yang sengaja diberatkan."

Bintang ingat betul cerita detail tentang Bulan. Itu hal yang sangat pasti. Bagaimana mungkin kejadian yang membuat sebagian dari dirinya merasa terluka, Bintang lupakan begitu saja. Lagipula yang sesungguhnya berada di ambang ancam teror itu dirinya. Bukan orang terdekatnya.

Memikirkan hal itu kembali membuat Bintang kesal. Emosinya sangat mudah terpancing jika mengenai perihal Bulan. Wajar kan, Bintang hanya tidak ingin melakukan kesalahan yang dulu-dulu seperti: kejadian di gudang belakang sekolah dan kejadian pecahan botol yang membuat Bulan terluka. Itu sudah cukup.

Ghazi menopang dagu dengan menatap Bintang serius. "Gini, Bin. Soal si sosok hitam itu, udah gue sama Neon pastiin kalau dia adalah Wira. Soalnya waktu tadi gue ikutin, dia menuju ke basecamp Geng JALI. Dan saat buka masker pun dia emang  bener-bener Wira. Dan anehnya—"

"—Dan anehnya, lo tau nggak, Bin? Waktu kita mengetahui bahwa itu si Wira, BERTEPATAN ITU SI WIRA LAGI BERUSAHA MENGHALANGI TESYA YANG LAGI NYARIIN BARA!" Potong Neon menggebu sampai terperanjat dari kursi. "YANG BUAT GUE AMA GHAZI TERHERAN-HERAN, KENAPA TESYA BISA NGEDEPROK DI BASECAMP GENG JALI? KENAPA TESYA CARI BARA? DAN KENAPA WIRA BERUSAHA MENGHALANGI? ABIS ITU NGGAK TAU DEH. GUE NGGAK BISA MIKIR LAGI!" Setelah menyampaikan unek-unek dengan volume keras, Neon kembali menempati kursi.

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang