27- BERTATAPAN

1.7K 118 111
                                    

CHAPTER 27| BERTATAPAN

•••

Sayang, yang tersayang, sekejap mudah menghilang.

***

Satu minggu begitu cepat berlalu. Setelah beberapa hari di opname, Bulan kembali disibukan dengan jadwal latihan band. Disaat ada waktu luang untuk berehat, Mars dengan tidak sopannya merenggut waktu itu. Cowok itu terus saja memaksa Bulan untuk latihan. Begitulah rutinitas keseharian Bulan kemarin-kemarin. Ralat. Sekarang dan yang waktu yang akan datangpun sepertinya iya.

Sebenarnya, Bulan tidak terlalu merasa dirugikan dalam hal ini. Justru peluang emas yang Bulan dapatkan. Tentu saja karena Bintang.

Bulan dapat memanfaatkan keadaan ini untuk mendekatkan diri dengan Bintang. Berhubung dirinya dan Bintang berada pada posisi bidang yang sama— vocal tepatnya. Ya, meski sering kali cowok itu bersikap ketus.

"Kak, bagian ini nadanya gimana sih? Aku nggak begitu ngerti," Bulan menanyakan hal yang sebenarnya sudah Ia tau. Hanya saja dirinya sengaja mencari bahan perbincangan.

"Lo udah tau. Nggak usah nanya."

Saat ini memang jadwalnya latihan. Anggota yang lain belum berdatangan. Alhasil Bintang merasa terjebak bersama dengan Bulan seorang.

Mendapat respon dingin, Bulan mengerucutkan bibir. "Ih Kak Bintang mah nggak asik. Udah nggak asik, sok tau lagi. Dasar jelek!" maki Bulan.

Bintang yang mulanya terfokus kepada sebuah buku mata pelajaran, teralihkan seketika. Matanya menatap tajam Bulan. Sedangkan yang ditajam malah justru menatap polos.

"Berani lo ngatain gue jelek?"

Bulan mengangguk. "Berani lah. Percuma kalau ganteng tapi dingin. Nggak ada orang ganteng yang sikapnya dingin. Secara otomatis Kak Bintang jelek dong," tutur Bulan berani.

Bintang mengeram di tempat. Tanpa sadar, kedua tangan sudah terkepal. Sungguh, seumur hidup baru ada yang mengatainya dengan sebutan jelek. Dan itu hanya berlaku pada Bulan sepertinya.

"Lo mau gue seret ke gudang belakang sekolah lagi?" tanya Bintang tajam.

"Kak Bintang mau aku masuk ke rumah sakit lagi?" balas Bulan tak kalah tajam.

Emosi Bintang langsung tersurut. Bagaimana mungkin cewek itu bisa membuatnya diam seribu bahasa?

"Lo kenapa sih?!" putus Bintang.

"Lho aku kenapa?"

"Gue tanya, kenapa lo tanya balik?!" tutur Bintang makin geram.

"Kenapa aku tanya? Aku tanya kenapa?" Bulan menggaruk tengkuk yang tidak terasa gatal. "Aku kenapa ya Kak?"

Bintang memutuskan kontak. Cowok itu menyugar rambutnya kasar. Wajahnya juga tampak menegang.

Yang bisa dilakukan oleh cowok itu sekarang hanyalah berdoa kepada Tuhan. Berharap Tuhan mengabulkan doanya agar anggota band yang lain segera datang.

Salahnya juga. Harusnya tadi dia datang mepet saja. Tetapi dia justru datang begitu awal dan langsung mendapat pemandangan Bulan sedang tertidur di sofa. Dan sialnya cewek itu terbangun saat Bintang akan kembali keluar dari ruang musik. Tertahanlah dia disini.

"Bisa stroke gue lama-lama." gerutu Bintang.

Mendengar itu, berhasil membuat perut Bulan tergelitik geli. Sedetik kemudian, Bulan menyemburkan tawanya ke udara. Seulas tawa yang terdengar begitu merdu. Dengan tawanya itu, wajah Bulan seolah-olah tersinari oleh lampu. Terlihat sangat cantik.

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang