CHAPTER 23| SENDU DAN RINDU BERCAMPUR SATU.
Now playing~ Rindu Tak Bersuara
•••
Ketika sang Matahari telah merebut posisi Bunga Matahari dari Semesta, disitulah aku mulai merasa detik-detik putus asa.
***
Hiruk riuh bisikan-bisikan terdengar dimana-mana. Cewek mungil itu tetap melangkah dengan sedikit rasa percaya diri dan mencoba membiarkan bisikan-bisikan liar tentangnya berlalu bak angin. Tidak peduli dengan image murid baru, gadis itu melangkah maju menuntaskan tekadnya.
Lima meter dari jarak objek sasaran. Seketika Bulan mulai merasa ragu dan bimbang. Cewek itu berhenti sejenak, lalu kembali melihat ke belakang.
Disana terlihat ketiga temannya yang melambaikan tangan seraya mulut yang menginstruksikan kata 'JANGAN'.
"Kalau nggak dilanjutin sayang udah setengah jalan." gumam Bulan.
Dengan hati yakin, Bulan tersenyum ke arah teman-temannya-mengisyaratkan bahwa dirinya akan baik-baik saja, dan mereka tidak perlu mencemaskannya. Ya, meskipun gelisah di hati tak kunjung berhenti, cewek itu tetap kembali melanjutkan langkahnya menuju segerombolan 4 orang cowok yang sedang dihukum.
Semakin dekat, semakin bergetar hebat langkah demi langkah. Tidak, dia tidak ingin goyah. Dia harus berani.
"Assalamualaikum, permisi kak," sapa Bulan saat pertama kali sampai di tempat Geng PMS berada. Cewek itu mengucap dengan nada yang sedikit bergetar.
Keempat personil Geng PMS saling menatap satu sama lain. Merasa bingung dengan kehadiran seorang cewek secara tiba-tiba. Seberani apa dia sampai melakukan ini semua? Punya nyawa berapa dia? 10 atau 100?
"Waalaikumsalam. Siapa lo?" ketus Demon.
Badan Bulan semakin bergetar setelah mendapat respon tersebut dari Demon. Kepala cewek itu tertunduk dalam-tidak berani bertatap langsung dengan lawan bicaranya. Dalam hati, cewek itu merutuki perbuatannya sendiri. Ke-khilafan ini membuat dirinya merasa kelimpungan sendiri.
Neon yang berada di samping Demon, menyenggol lengan Demon, "Biasa aja." bisik Neon.
Sedangkan Ghazi dan Bintang hanya diam memandang interaksi demi interaksi yang terjadi. Tidak terlalu mengikutcampuri urusan yang terjadi di antara mereka. Karena memang pada saat awal pertama cewek itu datang, dia langsung menghampiri posisi Demon dan Neon berada.
Akan tetapi dalam diamnya Bintang menyimpan benak tersendiri. Cowok itu sempat beradu terhadap pikirannya sendiri. Menyimpulkan beberapa opsi tentang hadirnya cewek itu.
Ngapain ini cewek pake ke sini segala, batin Bintang. Matanya tidak pernah lepas untuk melihat gerak-gerik gelisah dari Bulan.
"Ke..kenalin Kak, aku Bulan. Aku dari kelas XI IPA 2. Kakak-kakak ini yang tadi ke kelas aku kan?" tanya Bulan hati-hati.
Neon berdehem santai, "Iya. Ada masalah?"
Sebelum menjawab, Bulan menyempatkan diri untuk menghirup oksigen sebanyak mungkin. Takut, setelah ini dirinya tidak dapat lagi menikmati oksigen secara gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANURADHA [SELESAI]
Teen FictionSingkatnya ada cerita di balik kisah lama. Sesuatu yang dialiri dengan luka serta bahagia. Hingga tercipta akhir yang menyertakan dua suasana. Bukan mengalah kepada Semesta, namun jalur ikhlas adalah yang terbaik bagi mereka. Setidaknya ada memori...