51- KEUWWUAN DI SELA PERTIKAIAN

1.4K 89 172
                                    

Katanya gapapa, tapi kok .....
Ah yaudah lah, pi riding aja

CHAPTER 51|KEUWWUAN DI SELA PERTIKAIAN

Now playing~ I love u 3000

Now playing~ I love u 3000

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang bucin mode on

**

Bukan soal cemburu yang tengah dirasa. Bukan juga soal marah layaknya seperti kekasih yang di damba, memilih mendua. Melihat lagi kedekatan Tesya dan Bintang yang selama ini terjalin. Namun bukan itu yang mendasari Bintang untuk merasa seperti dikhianati. Karena tidak dipungkiri, kini di depan mata kepalanya sendiri, dia menyaksikan Tesya dan Wira berpelukan satu sama lain

Atas nama persahabatan lah, Bintang merasa dikhianati. Merasa dibohongi, merasa kalau janji yang pernah di ikrar, ternyata lebih memilih untuk di ingkar. Tesya yang telah dipercaya sepenuh hati ... Ternyata dia telah menghancurkan kepercayaan itu dalam kurun satu detik.

Bintang masih diam berdiri di balik pepohonan. "Jadi, bener yang dikatakan semuanya?"

Tanpa terasa, kedua tangan Bintang terkepal dengan sendirinya. Netra menaik tajam memperhatikan. Karena tidak bisa lagi menahan kesabaran dibalik genggam, Bintang memutuskan bergegas cepat menuju kedua insan.

Terisa beberapa jengkal, dengan paksa Bintang melepas tautan. Memegang kasar kerah Wira. Dan memukulnya keras berulang.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Tesya memekik terkejut. "Bintang! Apa yang lo lakukan. Bintang stop, Bintang! Wira bisa mati!" Tidak ada yang bisa dilakukan selain berteriak kencang untuk segera mengusai pertikaian. Sayang, Bintang seakan menulikan pendengaran.

Bugh!

Pukulan itu mengenai rahang Wira. Jangankan melakukan perlawanan, untuk menghindar pun Wira tidak mempunyai kesempatan. Bintang begitu brutal menghajar sosok Wira. Melampiaskan unek-unek kesal, melampiaskan gangguan pikiran yang belakangan ini kacau karena pengaruh perbuatan Wira. Maka itu, Wira pantas mendapatkan ini.

"Gue bilangin, Bajingan, yang punya masalah gue sendiri sama lo. Jangan bawa-bawa orang lain sebagai umpan. Cara lo norak bangsat." Bintang kembali memukul perut sebagai tuju. "Gue tau, tentang teror itu, lo yang lakuin. Orang bangsat kaya lo nggak pantas dapat ampunan."

Bugh!

Sementara Wira sendiri terengah. Seharusnya sekujur badan terasa sakit. Memang sakit, tapi sakitnya tidak lebih sakit dari beban yang selama ini membebani. Tidak ada seorang pun yang tau mengenai dirinya.

Wira berdecih. Mengelap sudut bibir yang terluka dengan meringis pelan. "Bulan bukan orang lain. Dia cewek yang berpengaruh dengan kasus keluarnya gue dari sekolah. Dan lagi, gue masih penasaran dengan rasa bibirnya. Kalo aja waktu di gudang, dia nggak pingsan. Pasti gue bisa menciumnya dan bisa menerima kalau gue dikeluarkan."

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang