44- TESYA, WIRA, & REVAN

1.3K 91 222
                                    

CHAPTER 44|TESYA, WIRA, & REVAN

Now playing~ Sampai Menutup Mata.

Now playing~ Sampai Menutup Mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Gapapa

***

Oyaa, soal ending cuma becanda kok. Masih lama sebenernya😭

Dusta kata 'tidak apa', tak mampu mengubah suasana yang sesungguhnya. Meski batin tak jarang meneriaki kata penenang tadi, namun berulang kali dicela oleh kata 'kamu banyak menahan luka'. Setelah kenyataan yang membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa, banyak pilihan cara untuk tenggelam dari dunia. Kesendirian disertai kesunyian itu benar-benar menikam tanpa suara. Menggores perlahan dan kembali membebani luka.

Tubuh ringkih tersandar di salah satu lampu temaram persimpangan. Beberapa jalur dia lalui hanya untuk menepis segala rasa yang telah mati oleh paksa. Rekaman itu jelas, tanpa adanya pengakuan lain orang. Matanya sendiri yang menyaksikan, dan telinga sendiri yang mendengarkan.

Tesya kian mengeratkan peluk sunyi. Isak sesenggukan tak kuasa dia henti. Kalau dari awal dia tau akhirnya begini, mungkin ada baiknya menghindari. Ya namun semua itu telah terjadi.

"Hiks, gapapa. T-tenang Sya," aroma dingin malam bahkan tak luput memenuhi kesedihannya. Suasana mencekam tak sedikitpun membawa rasa takut.

"Mungkin bagi Semesta, ini yang terbaik buat gue. Meski bagi gue sendiri teramat menyakitkan. Semua hal yang menjadi sumber bahagia gue udah bener-bener direnggut oleh takdir. Dan ... Dan gue nggak tau jalan mana yang gue pilih nantinya." Cinta kasihnya memang benar hirap. Di dunia, seakan dia seonggok manusia yang terbelangkai oleh kasih sayang yang sesungguhnya ada di pihaknya.

Air mata Tesya semakin tidak bisa di hentikan. Dadanya sesak menahan raungan yang semestinya tidak dipertahankan. Dia ingin berteriak kencang. Melampiaskan segala kepenatan yang tersimpan.

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang