16- LUKA MASA LALU MASIH ADA

2.5K 178 171
                                    

CHAPTER 16| LUKA MASA LALU MASIH ADA

Now Playing~ Dance Monkey

•••

Jangan lagi mengingat kepingan yang sudah berlalu. Lupakan. Tinggalkan yang kelam dan ukir sebuah warna terang. Semesta pasti memberikan keandilan untuk orang yang ingin berjuang.

****

Diam. Setelah satu kalimat yang berhasil dilontarkan Bulan tadi, membuat kecanggungan yang tercipta diantara Bulan dengan Revan. Bulan diam seribu kata, Revan pun demikian.

Kini, Bulan dan Revan sedang berada di salah satu caffe yang berada di sekitar Mall. Seakan tahu perasaan Bulan, Revan membawanya pergi dari Mall tersebut. Bukan apa-apa, hanya saja dia tidak ingin melihat Bulan nya bersedih. Apalagi hanya karna disebabkan oleh hal yang bernama 'cinta'.

Bulan duduk termenung di depan Revan. Tatapannya kosong. Jiwanya ada namun pikirannya entah kemana.

Revan berdecak malas. Sepertinya dia harus menyelesaikannya sekarang juga!

"Lan..." panggil Revan lembut.

Bulan mendongak, menatap Revan sendu.

Padahal kemarin-kemarin, Bulan sudah mulai melupakan pertemuannya dengan Bintang. Tapi sekarang, ingatan itu kembali dengan melihatnya satu menit saja.

Dengan melihat reaksi Bintang saat pertama kali jumpa dengan Bulan, rasanya Bulan sudah terlebih dulu putus asa tanpa mencoba. Bulan merasa demikian, karena Bulan cukup tahu diri. Jika memang Bintang berniat akan menepati janjinya, pasti Bintang akan terlebih dahulu menghampiri Bulan dan menjelaskan semuanya.

Tapi nyatanya tidak Bukan? Bintang justru menghindar. Mungkin karena dia sudah memiliki Tesya. Bintang akan lebih menjaga perasaan Tesya tentunya.

Lalu, Bulan harus apa? Apakah mengejar cintanya lalu menagih janji yang pernah terucap dulunya? Hei! Bukankah menunggu selama 5 tahun itu cukup melelahkan! Ditambah lagi mengejar demi sebuah janji.

Sebenarnya dalam lubuk hati, Bulan mau. Hanya saja Bulan tidak mampu.

Lagipula jika Bulan mengatakan masa lalunya kepada Bintang, belum tentu Bintang akan percaya. Bisa saja dia beranggap bahwa Bulan hanya mengada-ngada. Padahal itu semua fakta. Yah, tentu saja Bintang lakukan, demi kekasih tercinta.

"Lan!" panggil Revan sekali lagi dengan nada tegas.

Lamunan Bulan, terbuyar seketika. Bulan tampak melihat muka Revan yang berubah datar. Sepertinya Bulan telah melakukan kesalahan.

"Van," panggil Bulan balik dengan suara serak. Bulan menangis.

Tatapan Revan berubah lembut setelah melihat sisi rapuh Bulan. Revan benar-benar tidak tega melihat Bulan seperti ini.

"Jangan nangis. Sini duduk di pangkuan gue,"

Bulan mengangguk. Bulan beranjak dari tempat duduknya, lalu pindah duduk di pangkuan Revan dengan menghadap dada bidang Revan. Untung saja tubuh Bulan terbilang mungil, jadi dengan mudahnya Revan memposisikan Bulan seperti membopong bocah.

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang