CHAPTER 17|KENAPA KAMU?
•••
Mengapa diantara milyaran manusia yang ada di bumi, harus kamu yang berada di depanku saat ini?
***
Langkah ringan membawa kaki menerjang debu yang menghalau jalan. Senyum mengembang, tatkala pusat pikirannya sedang di penuhi oleh hal-hal konyol. Bukan, ini bukan hayalan fiksi, tapi ini real kejadian murni.
Wajah itu nampak bersinar tidak seperti biasanya. Bahkan awan-awan yang meredupkan bumi kali ini, tidak mampu meredupkan wajah ceria yang dimiliki oleh seorang gadis yang berkucir satu miring.
Sesekali tawanya meledak begitu saja. Dan itu cukup menimbulkan tatapan-tatapan aneh para siswa yang kebetulan dilaluinya. Tapi sepertinya, sang pembuat tidak merasa perduli. Dia masih saja berjalan lurus, melewati berapa pasang mata yang menatapnya penuh tanda tanya.
Ya, Bulan sedang memikirkan peristiwa kemarin yang membuat tingkat bahagianya naik drastis. Akhirnya dia bisa membuat harga diri Revan Alana–sahabatnya jatuh untuk yang kesekian kalinya lagi.
Kemarin Bulan menjadikan Revan babu seharian. Sebenarnya bukan maunya, tapi Revan yang mengajukan sendiri. Meskipun sebenarnya Bulan tahu Revan terpaksa, tapi Bulan tidak perduli. Justru Bulan memanfaatkan ini untuk membuat kesenangan sendiri.
Berikut list permintaan yang diajukan Bulan kepada babu satu harinya–Revan alana:
1. Revan diharuskan menjadi patung pancoran di tengah taman yang ramainya minta ampun. Dengan memakai name tage bertuliskan 'FOTO GRATIS DENGAN PATUNG GANTENG' yang dikalungkan di dadanya.
2. Revan memutari taman menggunakan sepeda roda satu dan meneriakan 'BULAN CANTIK AAMIIN ALHAMDULILLAH, ALLAHUAKBAR, SUBHANALLAH, SOLEHAH'
3. Revan memijit kaki Bulan.
4. Revan mentraktir berbagai macam es krim yang jumlahnya sampai 50 lebih.
5. Revan merias wajahnya sendiri di depan kumpulan para tante-tante yang sedang rumpi nggak pake jaim.
Dan masih banyak lagi kegilaan Bulan yang menyebabkan Revan menderita. Bulan tidak menyesal, justru Bulan menikmatinya.
Kali ini tawa Bulan benar-benar tidak bisa di tahan lagi. Mengingat ekspresi wajah Revan yang menahan boker kemarin, membuat perutnya tergelitik.
Tanpa Bulan sadari, sedari tadi ada seseorang yang mengendap-endap di belakang Bulan. Orang itu tampak lihai dalam menjalankan aksinya. Buktinya sasaran kali ini tidak merasakan hadirnya.
Diam-diam orang itu tersenyum miring. Dan selanjutnya...
"DOORRRR!!! LO HARUS KAGETT!!!"
"EHHDOORRR12345MONYETTBAUKETEK!!"
Bulan berjengit, setelah orang itu berhasil mengagetinya. Refleks Bulan mengatakan kalimat absurd berentep tanpa ada jeda sedikitpun.
"HAHAHAHA!! BIASA AJA KALI! MANA ADA MONYET BAU KETEK." ledek orang itu.
Bulan memandang tajam. Dia paling tidak suka ketika ada yang diam-diam mengagetinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANURADHA [SELESAI]
Teen FictionSingkatnya ada cerita di balik kisah lama. Sesuatu yang dialiri dengan luka serta bahagia. Hingga tercipta akhir yang menyertakan dua suasana. Bukan mengalah kepada Semesta, namun jalur ikhlas adalah yang terbaik bagi mereka. Setidaknya ada memori...