30- SEBUAH RENCANA

1.9K 128 244
                                    

CHAPTER 29|SEBUAH RENCANA

Now playing~ Garis Terdepan

**
Lembayung jingga yang disisakan oleh sang senja, membuat retina terluka. Berbeda dengan senja. Dia jingga tapi dia membawa bahagia.

 Dia jingga tapi dia membawa bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iseng mau tanya, cantik siapa diantara mereka?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iseng mau tanya, cantik siapa diantara mereka?

***

Langit kali ini tampak menyuram. Angin tak terlewatkan, membuat rasa dingin menusuk dalam tulang belulang. Jam seperti tidak lelah untuk berdetak, hingga nuansa kesorean akan segera menggantikan. Sang senja pun sudah bersiap mendatangkan.

Meski begitu, seorang cewek masih setia terduduk di salah satu bangku taman sekolah
Tak ada niat untuk meninggalkan. Terlalu malas bagi kaki untuk mengayunkan langkah dan kembali menuju rumah yang lebih seperti neraka.

Tesyana surfress Shofia. Banyak yang mengira bahwa dia sosok yang sempurna. Hidupnya seolah sudah di-setting sedemikian rupa oleh Semesta. Yang selalu membanjirkan tawa hingga tak luput dari luka. Bukan itu.

Realita memang tidak bisa disembunyikan. Sekeras apapun berusaha untuk mengelak kenyataan, maka tetap itulah yang akan terjadi.

"Perlahan, semua yang gue punya mulai menghilang," Tesya bermonolog sendu. "Entah itu cinta, entah itu kasih sayang orang tua."

Angin dengan keras menghantam wajah cantik Tesya. Membuat mata terpejam-serta merta meluruhkan rasa lelah yang kerap membuatnya lumpuh. Tidak banyak berguna. Perasaan terluka itu masih tertancap sempurna.

Apalagi setelah kejadian 2 tahun silam. Waktu dimana Semesta dengan jahat merenggut sosok ayah yang menjelma sebagai pahlawan di hidupnya. Dan tepat pada waktu itu pula dunia Tesya hancur. Ibu yang seharusnya berperan sebagai ibu sekaligus ayah, justru berbalik arah. Meski sering kali ada, namun sosoknya bagai halusinasi semata. Ibu tidak peduli. Kesenangan dirinya sendiri yang motivasi hidup kali ini.

"Ayah, kenapa ayah tega ninggalin Tesya sendiri?" penuturan Tesya semakin melantur. "Tesya udah nggak kuat yah....,"

Atma yang melekat ditubuhnya mati. Menghidupkan atma-atma lain yang tumbuh begitu cepat.

ANURADHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang