Chapter 68

552 49 11
                                    

Richard dan Chilla sudah sangat dekat akhir-akhir ini. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama. Dan tentunya banyak yang mengira keduanya pacaran.

Mood Chilla akhir-akhir ini juga sangat mudah di kendalikan oleh Chilla maupun Richard. Richard sudah mengerti siapa itu Chilla, apa yang ia suka dan gak ia suka, dan hal lainnya.

Chilla telah menyelesaikannya kuliahnya, dan telah mendapatkan gelar yang sangat ia impi-impikan sedari kecil.

Keduanya belum bisa pulang ke Indonesia hari ini, mereka harus pulang besok sebab mereka akan menghadiri acara tunangan Alvero.

Chilla turut tersenyum melihat Alvero yang tentu sangat ia kenal tersenyum lebar ke arahnya dan yang lain juga. Chilla rasa, wanita yang berdiri di samping Alvero sedang dag-dig-dug seperti waktu Chilla dulu. Itu merupakan momen terdebarkan baginya.

Semua orang bersorak senang setelah kedua pasangan ini menunjukkan tangan mereka yang di jari manisnya telah melingkar cincin tunangan.

Chilla tersenyum, ia menunduk menatap jari manisnya yang juga terdapat cincin tunangan yang melingkar di jari manisnya.

Di waktu itu Chilla sangat bahagia karena telah di cap sebagai hak milik Bryan tanpa terkecuali. Tetapi untuk sekarang tidak demikian. Ia terlalu membenci Bryan.

***

Richard dan Chilla sedang berlari-lari setelah turun dari taxi, mereka lupa jika pesawat mereka hari ini berangkat pukul 10.30 tandany 10 menit lagi mereka akan berangkat. Keduanya tak menginginkan jika ketinggalan pesawat.

Keduanya lega, akhirnya pada pukul 10.23 mereka sudah berada di sini untuk menunggu pesawat.

''Ah gak kerasa banget,'' celetuk Chilla tersenyum lebar entah di tunjukkan untuk siapa, untuk dirinya sendiri maybe.

Richard mengelus-elus rambut Chilla, ia ikut tersenyum walau senyum tipis.

''Pas balik mau kemana?'' tanya Richard.

''Eum.. Stay home maybe, gak tau mau kemana. Liburan juga gak mungkin, biasanya bulan-bulan ini papa lagi sibuk,'' jawab Chilla panjang lebar.

Richard mengangguk-angguk dan menarik lembut tangan Chilla untuk naik ke pesawat. Chilla berhenti sejenak melihat bandara dan senyum menyakinkan untuk naik ke pesawat.

''Love you,'' bisik Richard membuat Chilla salting, untung saja akhir-akhir ini dirinya sudah terbiasa dengan hal itu jadi dia tak bulshing lagi.

Ya memang, mereka sudah terbiasa dengan hal itu. Tetapi keduanya tak mempermasalahkan status, mereka bahagia seperti ini.

Chilla tersenyum manis kearah Richard, ''Too,'' jawabnya sedikit terkekeh.

Richard menggenggam tangan Chilla sebelum pesawat di terbangkan. Chilla merasa ke hangatan genggaman Richard ini. Bisa di bilang keduanya sudah menyukai satu sama lain.

***

Chilla berjalan lesu sebab masih mengantuk. Ia menunggu barangnya bersama Richard. Melihat hal itu, Richard mendekati dirinya dengan Chilla, sedikit memeluk Chilla agar sang empu tak jatuh. Chilla memeluk tangan kekar itu dan menyandar di sana.

Richard tersenyum mengecup puncak kepala Chilla, ''Bangun tuh barang-barang,'' bisik Richard sangat lembut.

Chilla mengangguk dan menarik asal barang yang bukan miliknya, Richard menggenggam tangan Chilla.

''Sini aja dulu tungguin barang yang lain,'' ucap Richard.

Chilla mengangguk sebagai respon. Ia membelakangi Richard, menjadikan Richard bantal dan kasur di kalah ia sedang tidur berdiri.

NERDY GIRL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang